Komisi IV Pastikan Daerah Rawan Karhutla Tertangani dengan Baik
Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan saat mengikuti agenda kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ke Desa Limbung, Kubu Raya, Kalbar, Selasa (30/11/2021). Foto: Devi/Man
Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menyampaikan, semua daerah yang termasuk wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus dipastikan mendapatkan penanganan dan langkah antisipasi yang baik. Salah satu desa di Kalimantan Barat yang sering mengalami karhutla adalah Desa Limbung di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
“Kita memastikan daerah-daerah yang memang rawan kebakaran, apalagi lokasinya sangat strategis karena sangat berdekatan dengan bandar udara seperti di Desa Limbung ini, bisa tertangani dengan baik oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM)," kata Daniel saat mengikuti agenda kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ke Desa Limbung, Kubu Raya, Kalbar, Selasa (30/11/2021).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga mengatakan, Desa Limbung merupakan salah satu contoh desa yang baik terkait dalam penanganan karhutla, karena Desa Limbung sudah melahirkan peraturan desa (perdes) yang khusus mengatasi kebakaran lahan. "Kita berharap desa-desa yang lain bisa mengikuti hal yang sama, memiliki visi dan tindakan yang konkrit, serta kebijakan yang nyata," ujarnya.
Dikatakannya, saat ini kondisi di Desa Limbung sudah jauh lebih baik setelah sebelumnya mengalami kebakaran lahan yang cukup hebat. "Kita melihat bahwa semua sudah jauh lebih baik. Kebakaran hutan dan lahan sudah jauh berkurang. Ke depan apa yang sudah dicapai ini akan kita dorong agar (wilayah Desa Limbung) bisa menjadi lahan pertanian dan hutan (pohon) nangka. Itu visi yang baik yang akan kita wujudkan ke depan," kata Daniel.
Sementara itu Kepala Desa Limbung Wiyono mengakui Desa Limbung sudah memiliki perdes khusus mengatasi karhutla. "Tapi apalah arti aturan yang kami buat tanpa ada dorongan dari lembaga yang memiliki kewenangan membuat kebijakan. Saya yakin Desa Limbung kedepan akan menjadi kawasan yang hijau," tuturnya.
Wiyono menerangkan, jarak antara Desa Limbung dengan Bandara Supadio hanyalah sekitar 2,5 km. Dan jika terjadi kebakaran maka akan ada pemberitahuan kepada pihaknya, yang kemudian ditindaklanjuti dengan upaya pemadaman atas karhutla yang terjadi tersebut. "Dengan adanya kegiatan restorasi gambut, maka tanah di lahan itu kini menjadi basah dan diharapkan tidak terjadi kebakaran. Kalaupun terjadi kebakaran, karena tanahnya sudah basah maka apinya tidak akan masuk ke dalam," kata Wiyono.
Terkait sekat kanal yang telah dibuat, ia menjelaskan bahwa fungsinya bukanlah untuk menahan air supaya tidak keluar, melainkan untuk mengendalikan keluarnya air setelah hujan. "Lokasi rawan kebakaran ada seluas 3000 hektar khusus di Desa Limbung. Oleh karenanya ini bukan lokasi yang kecil dan mudah untuk melakukan pemadaman bila terjadi kebakaran," tandasnya. (dep/sf)