Bramantyo Sambut Baik Usulan Penambahan Waktu Belajar saat PTM

27-11-2021 / KOMISI X

 

Anggota Komisi X DPR RI Bramantyo Suwondo menyambut baik usulan yang disampaikan oleh Dewan Pendidikan Kota Surabaya terkait penambahan jam belajar pada pertemuan tatap muka (PTM) jika sudah diterapkan dengan kapasitas 100 persen. Penambahan waktu belajar dari dari 2 jam menjadi 4 jam bahkan lebih, diharapkan mampu mengejar ketertinggalan saat  pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak pandemi Covid-19 melanda.

 

“Memang ada baiknya bilamana diskusi atau kebijakan penambahan waktu pembelajaran ini bisa dilaksanakan. Karena, dengan kita bisa menguasai mengontrol pandemi ini, kita masih memiliki tantangan yaitu learning loss yang selama setahun kemarin,” ujar Bramantyo saat mengikuti Tim Kunker Komisi X DPR RI di Surabaya, Jatim, Jumat (26/11/2021).

 

Politisi Fraksi Partai Demokrat ini mengungkapkan, ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi ini adalah merupakan sebuah tantangan yang harus dituntaskan. Pendidikan di Indonesia harus kembali menyesuaikan dengan usia dan jenjangnya. Jika tidak ada penambahan jam belajar, perlu ada upaya yang lebih konkrit dari pemerintah termasuk juga para guru untuk mengejar ketertinggalan itu.

 

“Kalau masih dibatasi, kami pun juga ingin mempertanyakan kepada para guru bagaimana planning mereka untuk mengejar ketertinggalan tersebut.  Apakah dengan jam kelas yang begitu singkat, ketertinggalan pembelajaran ini dapat dikejar? Belum lagi kita juga ada tantantangan dan tanggung jawab untuk mendidik anak-anak kita dengan materi yang baru,” tuturnya.

 

Di sisi lain, dirinya turut mengapresiasi capaian vaksinasi di Kota Surabaya. Meskipun vaksinasi menurutnya bukanlah jawaban absolut dari pandemi Covid-19, setidaknya dengan adanya vaksinasi, dampak atau gejala kepada orang yang terpapar akan berkurang begitupula dengan angka kematian akibat Covid-19.

 

“Yang juga menentukan penularan itu bisa terkontrol adalah protokol kesehatan (prokes). Nah inilah butuh kerja sama antara peserta didik dan pendidik yang berada di lingkungan sekolahan untuk sama-sama mengingatkan prokes baik itu saat di ruang kelas dan area sekolah lainnya,” imbau Bramantyo.

 

Kemudian untuk di luar sekolah, sambung Bramantyo, keterlibatan orang tua tak kalah pentingnya dalam mencegah klaster sekolah. “Tadi disampaikan, alhamdulillah klaster sekolah di Surabaya tidak ada. Karena ada kerja sama dari orang tua seperti masalah penjemputan, dan juga pemantauan di rumah,” pungkasnya. (es)

BERITA TERKAIT
Furtasan: Perlu Redesain Sekolah Rakyat agar Lebih Tepat Sasaran
20-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi X DPR RI menyoroti pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo...
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...