Wilayah TN Halimun Salak Harus Tetap Lestari

03-09-2021 / KOMISI IV
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI dengan jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di TN Halimun Salak, Bogor, Kamis (2/9/2021). Foto: Azka/Man

 

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menilai kawasan konservasi rehabilitasi Elang Jawa yang berada di Taman Nasional (TN) Halimun Salak, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, masih terjaga dengan baik. Namun agar ekosistem hutannya tetap lestari, Dedi meminta sumber pembiayaan, honor pegawai, hingga rehabilitasi lahan harus ditingkatkan. Selain itu, kawasan menuju pusat konservasi harus ditata kembali. Dan untuk mewujudkannya, seluruh pihak harus terintegrasi, termasuk pemerintah daerah di sekelilingnya.

 

Landscape-nya harus diperbaiki dan perlu integrasi dengan pemerintah kabupaten baik di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Lebak, sehingga (TN Halimun) memiliki implikasi yang cukup kuat untuk pertumbuhan ekonomi sekitarnya, terutama menjual kecantikannya, bukan mengeksploitasinya," ujar Dedi usai memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI dengan jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di TN Halimun Salak, Bogor, Kamis (2/9/2021).

 

Turut hadir, Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem KLHK, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHk, Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat dan wakil masyarakat pelaksana kegiatan konservasi di Pusat Konservasi Rehabilitasi Elang Jawa. Dedi juga menyayangkan sumber pembiayaan pemeliharaan  TN Halimun masih rendah. Untuk itu ke depannya politisi Partai Golkar tersebut meminta agar anggaran pembiayaan ditambah, agar kebutuhan untuk keberlangsungan kegiatan maupun program di TN Halimun Salak tercukupi.

 

“Anggaran harus ditingkatkan, dan dana bagi hasilnya harus mulai ditata. Saya katakan sumber-sumber pendapatan yang bersumber dari taman nasional harus balik lagi ke taman nasional. Dan itu (dananya) besar kalau kita hitung penghasilan dari energi dan air. Jangan ada lagi yang harusnya elang-elang yang ada di wilayah konservasi diberikan makan kelinci ini hanya diberikan marmut karena keterbatasan anggaran,” tandas Dedi.

 

Kang Dedi, sapaan akrabnya, juga meminta agar kawasan TN Halimun Salak yang sudah alih fungsi, bisa berubah lagi menjadi kawasan taman nasional. “Kalau kemarin pernah 113.000 ribu hektar, ya ke depan bisa menjadi 140.000 ribu hektar atau 200.000 ribu hektar. Bukan hanya di sini, tapi di berbagai tempat, karena oksigen kemudian karbon sesuatu yang sangat mahal yang harus dijaga," ungkap politisi dapil Jawa Barat VII itu. (azk/sf)

BERITA TERKAIT
RAPBN 2026 Alokasikan 164 Triliun untuk Ketahanan Pangan, Komisi IV Akan Kawal Ketat
21-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Panggah Susanto menegaskan, pihaknya akan mengawal ketat alokasi anggaran ketahanan pangan...
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...