Utamakan Hasil ‘Food Estate’ untuk Keperluan Dalam Negeri

02-06-2021 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin. Foto: Arief/nvl

 

 

Kebutuhan pangan dalam negeri masih sangat banyak untuk dipenuhi. Pada kuartal-I Tahun 2021, data BPS menunjukkan impor berbagai komoditas pangan cukup besar mulai dari garam, gula, kedelai, jagung hingga bawang putih. Untuk itu, Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah agar menahan ide ekspor hasil food estate.

 

"Kita doakan food estate ini berhasil ya. Apapun hasilnya, jangan sampai ada ide untuk ekspor dululah dalam waktu dekat. Kebutuhan dalam negeri masih banyak yang mesti di tambal, jangan sampai devisa menguap begitu saja akibat impor. Itupun kalo food estate berhasil ya," tutur Akmal dalam siaran persnya, Rabu (2/6/2021).

 

Politisi PKS ini menjabarkan, di kuartal-I tahun 2001, impor garam yang masuk  sampai 379.910 ton. Impor gula 1,93 juta ton, Impor kedelai 699.730 ton, Jagung sebanyak 379.910 ton, dan bawang putih 53.536,9 ton. Semua komoditas ini melaju naik baik dibandingkan tiap bulannya atau dibandingkan kuartal-I periode tahun 2020.

 

Legislator dapil Sulawesi Selatan II tersebut juga menjelaskan, karena sifat food estate yang berbeda dengan program lumbung pangan yang pernah ada, target penyediaan panganpun semakin lengkap termasuk pemenuhan pangan sumber protein, yakni dari peternakan atau perikanan. Food estate bersifat multikomoditas yakni menggabungkan antara peternakan, pertanian dan tanaman hortikultura kadang di tambah perikanan.

 

"Dari sisi peternakan, di Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mengarahkan anggaran yang beragam dan cukup besar pada komoditas sapi. Ini wajar karena memang sapi merupakan sumber protein yang vital untuk mengatasi stunting. Namun dengan adanya food estate, dan dukungan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) di Ditjen PKH sebesar Rp18 miliar, hingga saat ini impor daging sapi masih terus berlangsung. Saya sangat berharap, di tahun 2022, dengan pagu indikatif PKH sebesar sekitar Rp1,85 triliun memberi dampak positif pengembangan peternakan sapi baik dari sisi jenis maupun dari sisi luasan wilayah," ungkap Akmal.

 

Ia beranggapan, selama masih ada kebutuhan dalam negeri yang kurang, ditambah ada niat dari para pengejar rente, importasi komoditas pangan ini akan tetap terus berlanjut. Komitmen pemerintah dalam memenuhi janjinya untuk tidak impor pangan, sehebat apapun orangnya, selihai apapan ketrampilannya, kalau sudah dihadapkan dengan kebutuhan dan kekurangan, maka jalan impor pasti di tempuh. Ini sudah terjadi setiap periode kepemimpinan nasional sejak negara ini merdeka.

 

"Saya bukannya pesimis dengan food estate ini. Tapi alangkah bagusnya bila food estate memang memberikan hasil yang positif bagi masyarakat Indonesia yang dapat dirasakan secara langsung di lapangan maupun berdampak pada keuangan negara. Di lapangan masyarakat merasakan komoditas dalam negeri yang berkualitas tapi terjangkau harganya, dari sisi negara, tidak banyak uang dari Indonesia ke luar negeri yang membuat Indonesia hanya sebagai obyek pasar semata," tutup Andi Akmal Pasluddin. (dep/es)

BERITA TERKAIT
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...