Subsidi Energi Kedepan Harus Lebih Tepat Sasaran

20-01-2021 / B.A.K.N.
Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Marwan Cik Asan di Sumedang, Jawa Barat, Senin (18/1/2021). Foto: Erman/nvl

 

 

Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI mengatakan, tidak semua rakyat Indonesia beruntung, punya penghidupan dan income yang baik, tetapi ada juga rakyat yang kurang beruntung. Bagi yang kurang beruntung, negara hadir membantu salah satunya dengan program subsidi diantaranya subsidi energi.

 

Sebagaimana diketahui, anggaran subsidi energi setiap tahunnya sangat besar. Sudah seharusnya subsidi tersebut menjadi alat negara yang efektif untuk mengurangi ketimpangan sosial. Untuk itu, ujar Marwan, BAKN DPR RI berupaya mencari formula yang tepat agar subsidi energi ke depannya lebih tepat sasaran.

 

“Kita (BAKN) mencari informasi sebanyak mungkin terutama dari para stakeholder terkait subsidi energi termasuk dari Pemda Sumedang ini, supaya nanti kita bisa mengambil dan memberikan rekomendasi yang tepat, apakah formula subsidi akan tetap seperti ini kedepannya,” ucap Marwan di Sumedang, Jawa Barat, Senin (18/1/2021).

 

Formula subsidi yang dimaksud Marwan adalah apakah ke depannya negara tetap memmberikan subsidi terhadap barang atau memberikan subsidi langsung kepada orang. “Jadi kepada masyarakat yang kurang mampu, diberikan cash atau transfer sehingga dia punya kemampuan yang sama terhadap orang lain dalam membeli barang yang sama dengan harga pasar yang sama pula. Itu adalah salah satu yang sedang kita telaah,” paparnya.

 

Politisi Partai Demokrat itu mengungkapkan, adanya gap antara harga subsidi dengan harga pasar seringkali menyebabkan penyimpangan. Ia mengapresiasi usulan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir yang mengatakan sebaiknya subsidi energi kedepannya mengacu kepada Kartu Tani yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, dimana pemilik kartu berhak mendapatkan bantuan subsidi.

 

“Itu adalah alternatif supaya masyarakat terbantu dengan memiliki tambahan dana untuk membeli barang dengan harga yang sama. Apakah itu pupuk, apakah itu energi atau bahan bakar yang sesuai dengan harga dan mekanisme pasar. Nah dengan seperti itu, kemungkinan penyimpangan akan berkurang juga,” pungkas Marwan. (es)

BERITA TERKAIT
Dukung Swasembada dan ROA 1,5 Persen di 2025, Aset Idle Perhutani Harus Dioptimalkan
22-08-2025 / B.A.K.N.
PARLEMENTARIA, Bogor –Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Sohibul Imam, menekankan pentingnya seluruh BUMN...
Herman Khaeron: Kerja Sama Perhutani Harus Transparan, Banyak Kawasan Tak Beri Benefit
21-08-2025 / B.A.K.N.
PARLEMENTARIA, Bogor –Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Negara (BAKN) DPR RI, Herman Khaeron, menegaskan kunjungan kerja BAKN ke kawasan Perhutani Sentul,...
BAKN DPR RI Desak Perhutani Perbaiki Tata Kelola, Tindaklanjuti Temuan BPK
21-08-2025 / B.A.K.N.
PARLEMENTARIA, Bogor – Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Perum Perhutani di Sentul, Bogor,...
Arjuni Sakir Ungkap Potensi Bias Pemeriksaan dalam Proses Penilaian Profesional BPKP
23-07-2025 / B.A.K.N.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Pemeriksaan Keuangan dan...