Bali Dinilai Berhasil Tangani Stunting

27-11-2020 / KOMISI IX
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh saat memimpin pertemuan dengan mitra komisi IX DPR RI di Kantor Bappeda Provinsi Bali, Kamis (26/11/2020). Foto : Dipa/Man

 

Tim Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi IX DPR RI menggali informasi mengenai penanganan stunting di Provinsi Bali. Bali dinilai sebagai salah satu provinsi yang berhasil dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Penerapan Percepatan Perbaikan Gizi yang terus diperhatikan, menjadi kunci keberhasilan Provinsi Bali dalam menangani masalah ini.

 

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh saat memimpin pertemuan dengan Dinas Kesehatan dan BKKBN Provinsi Bali, Bappeda Provinsi Bali, Dinas Pengendalian Penduduk, KB, dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali, Kepala BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, Perwakilan Pengurus IDAI Provinsi Bali, Perwakilan Kader Posyandu, Perwakilan Kampung KB di Kantor Bappeda Provinsi Bali, Kamis (26/11/2020).

 

“Dengan dilakukannya percepatan perbaikan gizi, setiap daerah menciptakan kondisi masyarakat dengan nutrisi cukup. Begitupun di Bali, Pemantauan Status Gizi (PSG) sudah dilakukan secara kontinyu. Selain itu, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) khususnya bagi kelompok rawan merupakan salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi di Provinsi Bali,” tutur Ninik, sapaan akrab Nihayatul Wafiroh.

 

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Agus Putra Proklamasi dalam paparannya kepada Tim Kunspek Komisi IX DPR RI menjelaskan, penanganan stunting di Bali selama dua tahun belakangan digencarkan secara serius melalui kegiatan sosialisasi kepada masyarakat. 

 

“Kami turun langsung ke lapangan untuk langsung sosialisasi kepada masyarakat, baik tingkat kecamatan sampai desa. Kita pun mengajak semua aspek untuk melakukan pelatihan bersama melalui kegiatan pertemuan, hingga membentuk program Bina Keluarga Balita. Sosialisasi kita anggarkan dan sebarkan melalui media dan juga radio, sehingga masyarakat bisa memahami secara jelas,” pungkas Agus.

 

Agus menambahkan, masa pandemi saat ini telah mempengaruhi seluruh aspek kesehatan, termasuk penanganan stunting. Hal ini karena pada masa pandemi, fasilitas kesehatan yang terbebani, rantai pasokan makanan yang terganggu, dan hilangnya pendapatan. Estimasi UNICEF baru-baru ini menunjukkan bahwa dengan tidak adanya tindakan yang tepat waktu, jumlah anak yang mengalami wasting atau kekurangan gizi akut di bawah 5 tahun dapat meningkat secara global sekitar 15 persen tahun ini karena Covid-19. (dip/sf)

BERITA TERKAIT
Netty Aher: Akses Kesehatan Dasar Harus Jangkau Seluruh Lapisan
21-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher, turut menyampaikan duka cita mendalam atas...
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...