Kementan Diminta Optimalisasi Pupuk Organik Bagi Petani

06-10-2020 / KOMISI IV

 

Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk terus mendorong petani dalam penggunaan pupuk organik guna menciptakan ketahanan lingkungan serta produk yang berkualitas. Hal ini perlu terus didorong agar ke depan, kualitas hasil tani Indonesia menjadi lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya.

 

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan pupuk menjadi salah satu sarana produksi yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan produktifitas dan hasil pertanian, sehingga hal itu perlu terus didorong ketimbang bergantung pada pupuk kimia.

 

"Menurut saya dalam jangka panjang Kementerian Pertanian juga tidak boleh terus menerus petani bergantung dengan pupuk kimia harus didorong sinergi dengan peternakan, perikanan, lingkungan hidup agar petani Indonesia bisa mandiri dalam melakukan pengelolaan pupuk dengan mengembangkan pupuk organik," ujar Dedi saat RDP dengan Dirjen PSP dan Dirjen Tanaman Pangan Kementan, PT. Pupuk Indonesia dan Himbara, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/10/2020).

 

Politisi Partai Golkar ini menambahkan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, Pemerintah berupaya meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian melalui penerapan teknologi budidaya secara tepat dengan penggunaan sarana produksi di masing-masing wilayah.

 

Karena itu, Dedi meminta ke depan Kementan harus berupaya dalam me-recovery tanah agar tidak mengalami degradasi tingkat produktivitas dampak dari penggunaan pupuk yang sangat tinggi. "Jangan sampai nanti kita mengalami masa dimana produksi menurun tajam karna hancurnya tata guna tanah," ujar Dedi.

 

Dalam kesempatan ini, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, Kementan telah mengalokasi kuota pupuk subsidi termasuk untuk pupuk organik. Selain itu, Kementan juga sudah memiliki program terkait penggunaan pupuk organik yang akan terus dikembangkan. "Petani juga bisa menggunakan pupuk organik mandiri dari lingkungan sekitar dari limbah dengan proses reuse, reduce dan recycle (3R),"ucap Suwandi.

 

Ia mengatakan, kecenderungan penggunaan pupuk kimiawi yang semakin meningkat menjadikan lahan menjadi tandus kurang subur, dikarenakan tanah tidak memiliki lagi cacing, mikroba. "Kami akan terus mendorong penggunaan pupuk organik di lahan petani, sehingga dampak penggunaan pupuk kimiawi dapat dikurangi," terang Suwandi. (hs/sf)

BERITA TERKAIT
RAPBN 2026 Alokasikan 164 Triliun untuk Ketahanan Pangan, Komisi IV Akan Kawal Ketat
21-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Panggah Susanto menegaskan, pihaknya akan mengawal ketat alokasi anggaran ketahanan pangan...
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...