Komisi VII Pertanyakan Progres Pembangunan Smelter Freeport

19-02-2020 / KOMISI VII
Anggota Komisi VII DPR RI Syafruddin Maming saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI dengan Pimpinan PT. Freeport Indonesia, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (19/02/2021). Foro : Azka/Man

 

Anggota Komisi VII DPR RI Syafruddin Maming mempertanyakan progres pembangunan pabrik pemurnian hasil tambang atau smelter PT. Freeport Indonesia di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Menurut politisi PDI-Perjuangan itu, sudah 6 tahun ini berjalan, proyek ini belum selesai.

 

“Saya minta penjelasan mengenai smelter yang dibangun PT. Freeport dan ini hampir 6 tahun belum ada penyelesaian,” tegas Syafruddin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI dengan Pimpinan PT. Freeport Indonesia, diantaranya Direktur Utama Tony Wenas, Wakil Dirut Jenpino Ngabdi, Direktur Pengembangan Masyarakat Claus Wamafma, dan Vice President Hubungan Pemerintah dan Pengembangan Smelter Harry Panca Sakti, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (19/02/2021).

 

Terkait dengan progress pembangunan smelter, pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Minerba, telah menetapkan bahwa penjualan hasil pengolahan mineral paling lama hanya sampai dengan 11 Januari 2022, artinya pembangunan smelter harus selesai sebelum tanggal tersebut. "Saya minta penjelasan, bahwasanya apakah akan dilanjutkan atau tidak," sambungnya.

 

Menanggapi itu, Direktur Utama PT. Freeport Indonesia Tony Wenas menyampaikan progres pembangunan smelter saat ini mencapai 4,88 persen. Sementara, konstruksi smelter akan dimulai pada Agustus tahun ini.  “Saat ini progress pembangunan smelter sudah 4,88 persen. Pemadatan lahan sedang kami lakukan, harapannya tiga bulan lagi selesai, lalu kami lakukan  lelang EPC dan Agustus harapannya sudah mulai konstruksi,” jelasnya. 

 

Tony menambahkan, untuk tahap awal konstruksi, perusahaan menganggarkan 600 juta dollar Amerika Serikat (AS) dan tahun depan 1,1 miliar dollar AS untuk menggenjot pembangunan smelter. "Jadi memang S-curve di awal rendah, namun di pertengahan pada saat kontruksi fisik mulai dilakukan rencana Agustus ini akan naik tajam presentasenya,” imbuhnya. (ann/sf)

BERITA TERKAIT
Komisi VII Minta Pemerintah Perluas Keterlibatan UMKM dalam Program MBG
08-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, mendorong pemerintah untuk memperluas keterlibatan pelaku Usaha Mikro, Kecil,...
Komisi VII Dorong Skema Royalti Lagu Diatur Ulang
07-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty menyoroti pentingnya perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) namun...
Khawatir Status UNESCO Dicabut, Kaji Ulang Izin Resort di TN Komodo
05-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty meminta Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk mengkaji ulang pemberian Izin...
Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi, Sektor Industri Harus Jadi Lokomotif Pemerataan
05-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI, Ilham Permana, menyampaikan apresiasi atas capaian pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen...