Setjen DPR RI Studi Banding dengan Humas Pemkot Surabaya

09-09-2019 / SEKRETARIAT JENDERAL
Bagian Media Cetak dan Media Sosial serta Analis Media Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI melakukan studi banding dengan bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya Foto : Eko/mr

 

Bagian Media Cetak dan Media Sosial serta Analis Media Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI melakukan studi banding dengan bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya terkait ide, dan strategi menghadapi gelombang arus informasi agar branding lembaga tetap dalam posisi yang layak. Di tengah arus informasi yang masif saat ini, branding yang efektif dan kuat sangat diperlukan oleh sebuah lembaga agar dapat dipercaya oleh publik.

 

Kepala Bagian Media Cetak dan Media Sosial Mohammad Djazuli mengungkapkan, siap menyerap informasi dan pengalaman dari Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Menurutnya keberhasilan Wali Kota Surabaya dalam menjalankan tugas dan menghadapi media ada peran bagian humas yang selalu men-support

 

"Keberhasilan pimpinan, saya yakin ada Bagian Humas (Hubungan Masyarakat) yang berperan penting. Kami juga seperti itu, ingin belajar," ujar Djazuli saat berdialog dengan jajaran Humas Pemkot Surabaya, di Komplek Balai Kota Surabaya, Jumat (6/9/2019).

 

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya M. Fikser menyampaikan, Humas di Pemkot Surabaya bertugas mengelola informasi, karena sifat informasi yang selalu berkembang. Dia mengatakan kerja kehumasan dituntut dinamis dan tidak kaku.

 

Dia juga menjelaskan, menjaga hubungan dengan wartawan yang bertugas meliput di lingkungan Balai Kota sebagai mitra kerja menjadi urusan krusial. Bagaimana caranya agar wartawan menjadi mitra kerjasama yang saling menguntungkan. "Menjadikan wartawan sebagai "agensinya" humas, sebagai "pembela" humas secara tidak langsung. Ketika ada informasi tidak berimbang dengan sendirinya ada counter isu, sesuai dengan data yang faktual" ungkap Fikser.

 

Dalam diskusi kedua belah pihak juga menyadari pentingnya membuat agenda seting media, tapi harus menghindari kesan pencitraan yang berlebihan. Selain itu, Fikser juga kerap kali menyaring pertanyaan dari para awak media, pertanyaan yang akan dilontarkan dianalisa arah dan dampaknya bagaimana. 

 

"Media adalah partner kita, kami yang punya acara. Biarkan pimpinan (bertindak) natural, tidak boleh diseting menurut media, karena akan terkesan kaku di mata publik, atau saat difoto," papar Fikser. (eko/es)

BERITA TERKAIT
Suprihartini: Media Sosial, Kanal Utama Bangun Persepsi Publik Jaga Citra DPR
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta – Dalam mendukung dan mewujudkannya komunikasi terintegrasi dengan satu narasi Sekretariat Jenderal DPR RI , Biro Pemberitaan Parlemen...
CPNS Setjen DPR RI Harus Jadi Agitator Informasi Publik Kinerja Dewan
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta –Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar menilai peningkatan keterampilan digital para pegawai, khususnya CPNS, menjadi penting, sehingga...
“Satu Narasi, Multi-Kanal” Platform Komunikasi Politik DPR Sampaikan Kinerja ke Publik
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta - Sekretaris Jendral DPR RI, Indra Iskandar, mendorong pentingnya penerapan strategi “Satu Narasi, Multi Kanal” dalam komunikasi politik...
Sekjen DPR RI Sambut Baik Rencana Kedatangan Ketua Majelis Nasional Vietnam
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI, Indra Iskandar menyambut baik rencana kedatangan Ketua Majelis Nasional Vietnam, Mr. Tran...