Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang (Batik Hijau) Foto : Guntur/mr

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang mendorong Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara sebagai titik balik warisan sejarah budaya dan peradaban Islam Nusantara. Hal ini dianggap tepat dengan ditemukannya catatan penelitian dan peninggalan-peninggalan Kejayaan Islam Nusantara dari abad ke-7 Masehi di Kota Barus, sebuah kecamatan di Tapteng, yang umurnya tertua dibanding daerah lain di seluruh Indonesia.

“Fakta sejarah yang ditemukan peneliti-peneliti tersebut antara lain berupa catatan-catatan pelancong China, Portugis, Arab, Turki, dan Majapahit bahwa pernah ada kota di kawasan Barus sekitar abad ke-7,” kata Marwan usai memimpin diskusi Tim Kunjungan Kerja Kerja (Kunker) VIII DPR RI dengan Bupati Tapteng dan jajaran SKPD di Aula Rapat Cendrawasih Kabupaten Tapteng, Sumut, Jum'at (14/12/2018).

Marwan menjelaskan, peradaban Islam Nusantara berawal dari spirit wujud dalam bentuk sistem berpikir, sistem nilai, dan sistem berbudaya sebagai hasil dari perkawinan antara Islam dan kebudayaan Indonesia. Ini terlihat dari warisan-warisan kearifan lokal yang berdimensi Islam. “Keramahtamahan Islam di Indonesia itu adalah rahmatan lil alamin, ini dibuktikan dengan adanya saling menghargai dan kedamaian antara pedagang yang ada di Kota Barus pada masa lalu,” imbuh Marwan.

Legislator PKB ini memberikan catatan khusus, tentang perlunya Komisi VIII  DPR RI mendorong kebangkitan peradaban Islam Nusantara. Menurutnya, saat ini ada pergeseran tata cara beragama masyarakat Tanah Air, bahkan hingga bermunculan paham radikal. “Sebetulnya inilah tradisi kita, karena dalam catatan sejarah pengembangan Islam di Indonesia, penyebarannya dilakukan dengan kelemahlembutan, bukan kekerasan,” tandas legislator dapil Sumatera Utara ini.

Anggota Komisi VIII DPR RI Hamka Haq menyampaikan, penetapan dan penandatanganan prasasti Kota Barus sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara oleh Presiden Joko Widodo pada Maret 2017 lalu menjadi titik tolak perhatian pemerintah terhadap pentingnya sejarah Islam menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi Indonesia. Menurutnya, dengan menjadikan Kota Barus sebagai bagian dari sejarah Islam dan wisata religi, dapat memberikan penghidupan bagi masyarakat serta pembangunan infrastruktur di sekitarnya.

“Saya rasa Komisi VIII perlu melanjutkan pembahasan aspirasi masyarakat ini dalam sebuah Panitia Kerja (Panja) Kilometer Nol Peradaban Islam Nusantara, sebagai salah satu respon baik kita terhadap perlunya mengeksplorasi, menelusuri, dan mencari fakta-fakta serta data-data yang lebih lengkap lagi di dalam menggali potensi daerah ini,” usul legislator PDI-Perjuangan ini.

Untuk merealisasikan hal itu, Hamka memastikan catatan-catatan potensi daerah yang disampaikan jajaran Pemkab Tapteng telah direkam oleh Komisi VIII DPR RI dan akan segera diprioritaskan. “Sebagai pendahuluan di tahun 2019 nanti, kita akan mengundang Bupati Tapteng untuk mempresentasikan bukti dan data-datanya, supaya dapat segera ditindaklanjuti Panja Titik Nol Peradaban Islam Nusantara dan menjadikannya Proyek Nasional,” imbuh legislator dapil Jawa Timur ini. (gd/sf)