DPR Apresiasi Pemasaran Digital Produk UMKM

03-12-2018 / KOMISI XI
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI M. Prakosa saat Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi XI DPR RI ke “Batik Sungsang” di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Jumat (30/11/2018), Foto : Mastur/Man

 

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI M. Prakosa mengapresiasi dan mendorong hasil-hasil kerajinan binaan Bank Usaha Milik Negara (BUMN) perbankan dipasarkan melalui sistem digital marketing (DM) atau pemasaran digital. Dengan sistem itu, meski Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) atau produsennya berada di pelosok, maka akan diketahui secara luas masyarakat Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara.

 

Dalam Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi XI DPR RI ke “Batik Sungsang” di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Jumat (30/11/2018), Komisi XI DPR RI diterima Direktur Retail Bank Mandiri Donsuwan Simatupang beserta jajaran, serta pemilik “Batik Sungsang” Achmad Sonhaji. Tim Kunspek Komisi XI DPR RI mengapresiasi sistem pemasaran dan kekhasan Batik Sungsang yang menggunakan pewarna alam tanpa bahan kimia.

 

Menurut Donny, seusai arahan Presiden agar perbankan ikut membantu memasarkan produksi industri kecil, maka BUMN perbankan bisa ikut mengiklankan produk UMKM ke mancanegara. Bank Mandiri juga telah melakukan promosi dengan DM. “Dengan DM sekaligus perluasan berita pemasaran ke mancanegara, dan terbukti ada pesanan dari Singapura dan Jepang. Saya harapkan perbankan yang mempunyai perwakilan di luar negeri juga ikut andil memasarkan produk-produk dalam negeri,” ia menjelaskan.

 

Direktur Retail Bank Mandiri Donsuwan Simatupang menjelaskan, Batik Sungsang merupakan pengusaha yang tumbuh dari kecil didukung dengan program kemitraan dengan kredit 20 juta,  seiring dengan perkembangannya kemudian didukung dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 75 juta. Keunikan Batik Sungsang betul-betul menggunakan pewarna alam, berupa akar tanaman, kulit pohon, daun diolah untuk memberikan warna alam seperti coklat dan biru.

 

Itu adalah selling point-nya, salah satu bukti ada pengusaha kecil yang mengembangkan usahanya menggunakan kekayaan di desa, yaitu kreatifitas mendesain dan kreatifitas mengolah bahan alam sebagai pewarna, tanpa bahan kimia impor. Dalam pemasaran, menggunakan media sosial, sehingga batik tulis Sungsang ini bisa diakses dari mana saja, tidak harus datang ke lokasi. Dari mana saja Batik Sungsang ini bisa diakses dan bisa melakukan transaksi.

 

Sedangkan soal harga batik termurah sekitar Rp 300 ribu dan rata-rata mencapai di atas Rp 1 juta. Donsuwan mengatakan, kalau melihat keunikan dan kualitas gambar harga itu perlu diapresiasi lebih. Menurutnya, Batik Sungsang ini merupakan karya seni, bukan sekedar pakaian biasa. Poin itu yang harus dikemas plus cerita batik Sungsang ini menggunakan pewarna alam. Bahkan, orang tidak hanya membeli batiknya, tapi membeli cerita dan kreativitasnya.

 

“Mestinya harga diangkat lagi. Dengan digital marketing akan masuk ke mana saja, dan logistik bisa dikirim ke mana saja dengan alat pembayaran lewat mana saja. Apalagi Pak Ahmad (pemilik Batik Sungsang, RED) ini sudah menggunakan payment system Bank Mandiri, sehingga bisa ditransfer lewat mana saja. Ke depan Mandiri akan masuk sektor usaha kreatif lainnya,” pungkas Donsuwan. (mp/sf)

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...