Komisi VIII Dukung Pembangunan Fakultas Kedokteran UIN Ar Raniry Aceh

05-11-2018 / KOMISI VIII
Anggota Komisi VIII DPR RI Itet Tridjajati Sumarijanto saat menyampaikan keinginanya terkait pembangunan Fakultas Kedokteran harus memiliki target dan tujuan, ungkapnya saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses.ke  Provinsi Aceh.Foto :Ryan/rni

 

Komisi VIII DPR RI mendukung rencana pembangunan Fakultas Kedokteran di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, Banda Aceh, Provinsi Aceh. Namun Komisi VIII DPR RI mengingatkan, pembangunan Fakultas Kedokteran itu diharapkan tidak hanya sebatas pembangunan fisik saja, melainkan juga perlu adanya persiapan sumber daya kedokteran dan tenaga medisnya.

 

Anggota Komisi VIII DPR RI Itet Tridjajati Sumarijanto mengingatkan, Fakultas Kedokteran yang akan dibangun harus memiliki target dan tujuan. Kampus harus mengikuti Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, bahwa pendidikan kedokteran diselenggarakan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan untuk menumbuhkembangkan penguasaan, pemanfaatan, penelitian, serta pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kedokteran gigi.

 

“Pemerintah sudah menerbitkan Undang-Undang Pendidikan Kedokteran yang isinya memberikan peluang bagi anak-anak di pedesaan untuk menjadi dokter. Itulah solusi untuk menutup kekurangan 30 ribu dokter di Indonesia,” tutur Itet saat ditemui di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh, Jumat (02/11/2018), usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI.

 

Legislator PDI-Perjuangan itu menambahkan, saat ini banyak dokter berasal dari golongan menengah ke atas, bahkan cenderung keturunan orang yang kaya. Untuk itu, dengan adanya UU Pendidikan Kedokteran tersebut, diharapkan anak pedesaan bisa menjadi dokter dan setelah itu bisa mengabdi kembali di daerah-daerah pedesaan yang selama ini masih kekurangan dokter.

 

“Dengan adanya teknologi yang semakin pesat kita juga berharap berkembangnya teknologi kedokteran yang semakin modern dan canggih, seperti penggunaan robot untuk mendeteksi penyakit pasien,” harap legislator daerah pemilihan (dapil) Lampung itu.

 

Hal tersebut juga didukung oleh Anggota Komisi VIII DPR RI Budiman Sudjatmiko. Legislator PDI-Perjuangan itu mendukung dikembangkannya ilmu biologi molekuler atau biologi seluler. Ilmu kedokteran saat ini juga harus didukung kecerdasan buatan yang merupakan bagian dari ilmu komputer, yang nantinya bisa memahami sel dan gen tubuh manusia.

 

“Dengan adanya kecerdasan buatan dan bioteknologi maka ilmu kedokteran akan lebih digital dan presisi dalam penentuan diagnosa pasien,” tutur legislator dapil Jawa Tengah itu. (rh/sf)

BERITA TERKAIT
Komisi VIII Serap Aspirasi Soal Layanan Haji bagi Lansia dan Disabilitas
21-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menegaskan pentingnya memperkuat aspek pelayanan bagi jemaah haji penyandang disabilitas...
RUU Penyelenggaraan Haji: Soroti Transisi Kelembagaan dan Usulan Kampung Haji
20-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta – Komisi VIII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam di Nusantara...
Revisi UU Haji Diharapkan Tingkatkan Kualitas Pelayanan Jemaah
20-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abidin Fikri, menegaskan bahwa revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah...
Maman Imanulhaq Dorong Kemenag Perkuat PAUD Qu’ran
14-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mendorong Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperkuat posisi Pendidikan Anak Usia...