Sekjen DPR: Usia Pensiun Adalah Capaian Tertinggi Bagi Pegawai DPR
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar menegaskan kepada Pejabat dan Pegawai yang akan pensiun terhitung mulai tanggal 1 September 2018 mendatang bahwa untuk mencapai usia pensiun adalah capaian tertinggi, mengingat tidak semua pejabat atau pegawai kesetjenan yang bisa mencapai usia pensiun.
“Tentunya kita tahu, untuk Pegawai Negeri untuk mencapai pensiun ada batas usia pensiun, dan untuk mencapai ke sana tentunya alasannya macam-macam, ada soal kesehatan, ada soal kinerja. Ada juga karena tersangkut masalah hukum, jadi tidak bisa pensiun, makanya diberhentikan secara tidak hormat. Kalau karena masalah attitude, dan dikeluarkan dengan tidak terhormat, itu juga tidak bisa pensiun,” jelasnya usai memimpin acara pelepasan pensiunan pegawai di ruang rapat Setjen DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Dalam kesempatan tersebut, ada enam orang yang memasuki masa pensiun, diantaranya adalah Kepala Bagian Penerbitan Sunardi, Kepala Sub Bagian Pelayanan Angkutan Sulardi, Penyusun Bahan Kebijakan Bagian Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang S. Agus Trimarawulan, Pengadministrasian Umum Agus Abdurrahman, Verifikator Keuangan Sau’an, dan Pemelihara Peralatan Ubuj Burhan.
Kepada keenam pegawai pensiunan Setjen dan Badan Keahlian DPR RI tersebut, Indra berpesan agar mengambil kegiatan sosial yang bermanfaat, utamanya kegiatan sosial keagamaan dengan terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Mengingat, banyak sekali dari pegawai yang pensiun memiliki keresahan yang sama, yaitu dahulu memiliki aktifitas secara rutin, lalu tiba-tiba semuanya berhenti, dan menyebabkan depresi.
“Kalau kita istirahat di rumah seminggu, 1-3 hari tidur lalu bangun dengan tidak beraturan mulai nyaman, hari ke 4-5 kita kadang mulai bingung. Kalau tidak punya rutinitas lain atau kegiatan masyarakat sosial yang kuat, bisa depresi tertekan. Bangun tidur tidak tahu mau ngapain lagi. Keluar rumah pun mau kemana tujuannya itu enggak ada. Tapi kalau kegiatan di gereja atau mesjid dimanapun kegiatan sosial itu berada, maka dengan berada di lingkungan-lingkungan menjadi ada tujuan dan tetap merasa gembira, karena masih ada tempat bersilaturahmi dan ngobrol, itu yang tentunya kita harapkan,” harapnya.
Indra juga mengajak kepada semua pegawai yang ada saat ini untuk menyiapkan usia pensiun dengan mengisi waktu pensiun dengan bersilaturahmi, menghadiri acara keagamaan, sehingga perasaan tertekan dan depresi karena tidak memiliki kegiatan seperti saat dahulu kerja itu tidak mudah dirasakan. Apalagi menurutnya, dengan kegiatan-kegiatan semacam itu keimanan dan keyakinan diri akan kuat dan meyakini secara utuh keputusan dari yang Maha Kuasa. Indra mengaku hal itu mudah diucapkan, namun susah untuk di aplikasikan, utamanya secara sikologis.
Untuk itu, Indra juga mengatakan menjelang usia pensiun Sekretariat Jenderal DPR RI juga kerap mengadakan pembekalan bagi calon pensiun dengan mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan (skill life) untuk bekal saat pensiun sekaligus menambah wawasan diri juga. Keterampilan yang biasanya diberikan salah satunya adalah bertani. “Di lingkungan Setjen DPR, sebelum pensiun juga ditawarkan untuk mengikuti program itu. Jadi kalau itu bisa dimanfaatkan itu bagus,” katanya.
Sementara Kepala Bagian Penerbitan Sunardi yang juga telah memasuki usia pensiun berpesan kepada teman-teman yang masih melaksanakan tugas di Kesetjenan DPR RI untuk tetap bersemangat melaksanakan tugas hingga akhir masa tugas, dengan penuh pengabdian dan tanggung jawab. Dan dirinya juga mengingatkan mengenai urusan jabatan semuanya diserahkan kepada Allah SWT. (ndy/sf)