Media Rekomendasi Sebagai Instrumen Pemberitaan DPR

27-07-2018 / SEKRETARIAT JENDERAL
Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Sekretariat Jenderal DPR RI Y.O.I Tahapari  foto : Andri/mr

 

Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Sekretariat Jenderal DPR RI Y.O.I Tahapari menyampaikan bahwa dalam merumuskan media rekomendasi, saat ini  DPR RI tidak menganut pola follow issue, akan tetapi menganut pola create issue. Artinya membuat isu merupakan hal yang baik untuk kepentingan bangsa dan negara, agar setiap perkembangan informasi yang ada di masyarakat selalu diperbarui.

 

“Kita tahu bahwa salah satu tugas pokok DPR adalah fungsi legislasi atau membuat undang-undang, sehingga dalam rangka membuat undang-undang diperlukan adanya isu. Nah, dengan isu yang selalu kita perbarui setiap hari, tentunya Pimpinan DPR atau Anggota DPR akan lebih fokus pada tupoksinya, yaitu melakukan pengawasan kepada pemerintah,” jelas Tahapari usai membuka dan memberikan sambutan pada acara Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Biro Pemberitan Parlemen Setjen dan Badan Keahlian DPR RI, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (26/7/2018).

 

FGD yang mengangkat tema “Memperbaiki dan Meningkatkan Citra DPR RI melalui Media Analisis” tersebut, menghadirkan dua narasumber yaitu Tenaga Ahli Madya Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Fendi Setyawan dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember Ermanto Fahamsyah, dengan moderator Kepala Bagian Media Cetak dan Media Sosial Setjen DPR RI Mohammad Djazuli.

 

Dalam kesempatan tersebut, Ermanto Fahamsyah sepakat bagaimana peran dari Biro Pemberitaan Parlemen dalam mengawal pemberitaan dengan melakukan monitoring media dan media analisis. Hal tersebut diperlukan agar nantinya berita yang dirilis oleh media merupakan berita yang dapat mengangkat citra positif DPR RI. Selain itu, jika ingin meningkatkan citra positif DPR RI, maka perlu membangun hubungan baik dengan awak media.

 

Sementara Fendi Setyawan mengusulkan, perlu didiskusikan dengan matang mengenai style dan bentuk rekomendasi media seperti apa yang diinginkan Pimpinan DPR RI dalam merepresentasikan kelembagaan dewan. Apakah sudah sesuai dengan keinginan Pimpinan Dewan atau belum, mengingat hasil analisis media dapat menjadi instrumen public relation (PR) untuk pemberitaan DPR RI.

 

Acara FGD ditutup dengan kesimpulan dari Peneliti Madya Ahmad Budiman yang mengusulkan perlu adanya sebuah peraturan mengenai analisis media yang didalamnya terdapat Standard Operating Procedure (SOP) untuk mengatur secara teknis.

 

“Peraturan ini diperlukan karena apa yang telah dilakukan oleh Analisis Media memiliki dampak politis, mengingat rekomendasi yang disampaikan kepada pimpinan memiliki dampak yang besar. Sebab rekomendasi bisa dibawa ke rapat pimpinan, kemudian dijadikan sebagai materi untuk dibahas dengan kementerian terkait, itu sebabnya diperlukan sebuah peraturan DPR RI,” tutup Budiman. (nap,sc/sf)

BERITA TERKAIT
Pesan Sekjen di Upacara HUT ke-80 RI: ASN Parlemen Harus Gotong-Royong, Hapus Mentalitas Silo Antar-unit
17-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar menegaskan, peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan (HUT) ke-80 Republik Indonesia...
Suprihartini: Media Sosial, Kanal Utama Bangun Persepsi Publik Jaga Citra DPR
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta – Dalam mendukung dan mewujudkannya komunikasi terintegrasi dengan satu narasi Sekretariat Jenderal DPR RI , Biro Pemberitaan Parlemen...
CPNS Setjen DPR RI Harus Jadi Agitator Informasi Publik Kinerja Dewan
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta –Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar menilai peningkatan keterampilan digital para pegawai, khususnya CPNS, menjadi penting, sehingga...
“Satu Narasi, Multi-Kanal” Platform Komunikasi Politik DPR Sampaikan Kinerja ke Publik
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta - Sekretaris Jendral DPR RI, Indra Iskandar, mendorong pentingnya penerapan strategi “Satu Narasi, Multi Kanal” dalam komunikasi politik...