DPR SEGERA PANGGIL KAPOLRI TERKAIT KASUS GAYUS

22-11-2010 / PIMPINAN

Pimpinan Dewan meminta Komisi III DPR segera memanggil Kapolri untuk meminta pertanggungjawabannya terkait kasus mafia hukum. “Kita perlu menagih janji Kapolri pada saat fit and proper test, untuk memberantas mafia hukum, termasuk institusi Polri,”kata Ketua DPR Marzuki Alie saat membuka Persidangan II, di Gedung Nusantara II, Senin, (22/10).

Menurut Ketua DPR, Kasus Gayus Tambunan yang bisa keluar masuk Rumah Tahanan Korps Brimob Polri, membuktikan bahwa hampir semua proses penegakan hukum di Indonesia masih saja rawan dengan penyalahgunaan. “Citra Badan Peradilan yang sudah buruk diperparah lagi dengan kasus–kasus semacam ini,”paparnya.

Dia menambahkan, Dewan menghargai langkah cepat yang telah diambil oleh Kepolisian Republik Indonesia untuk menetapkan 9 (sembilan) Polisi Rutan Brimob menjadi tersangka dalam kasus kaburnya Gayus Tambunan dari Rutan. Namun demikian masyarakat menunggu langkah-langkah lebih lanjut tentang pengungkapan secara tuntas terhadap kasus ini

Ketua DPR juga menyoroti Permasalahan hukum yang mendapat perhatian masyarakat diantaranya maraknya korupsi yang dilakukan oleh Kepala Daerah. “Sejak reformasi, terdapat kurang lebih 150 bupati/walikota dan gubernur yang bermasalah dengan kasus korupsi karena itu perlu dikaji faktor-faktor yang mengakibatkan fenomena ini, mengingat tidak semua kasus korupsi dilatarbelakangi motif yang sama,”katanya.

Dia menjelaskan, beberapa faktor mungkin didorong motif biaya politik yang tinggi atau kurangnya pemahaman terhadap aturan penganggaran. Oleh karena itu, untuk menekan ekses dari politik biaya tinggi, diperlukan adanya perbaikan sistem demokrasi kita, khususnya yang terkait dengan Pemilukada.

Dalam hal  mengurangi permasalahan terkait kekurangpahaman terhadap aturan penganggaran, tambahnya, perlu diadakan pembekalan terhadap kepala daerah yang dilakukan bekerjasama dengan instansi terkait.

“Pada akhirnya kemajuan demokrasi yang tengah kita rasakan sekarang ini, tidak menimbulkan efek negatif, dengan maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang berlawanan dengan semangat reformasi,”jelas Marzuki Alie.  

Terkait dengan renumerasi 3 (tiga) kemeterian/lembaga (MA, BPK dan Kementerian Keuangan), Ketua DPR menilai, remunerasi harus dikaitkan dengan system pengawasan dan akuntabilitas kinerja. (si)

BERITA TERKAIT
Tangki Kilang Cilacap Terbakar, Puan Maharani: Segera Audit Sistem Pengamanan Kilang Pertamina
15-11-2021 / PIMPINAN
Prihatin dengan insiden terbakarnya tangka kilang di Cilacap pada Minggu (14/11/2021) lalu, Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani meminta...
Tutup Piala KBPP Polri, Puan Harap Lahir Bibit Atlet Pesepak Bola
14-11-2021 / PIMPINAN
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani menutup turnamen sepakbola Piala Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri usia dini yang...
Rachmat Gobel: Pemda Harus Cari Solusi Atasi Banjir Gorontalo
13-11-2021 / PIMPINAN
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel meminta Pemerintah Daerah Gorontalo harus cepat turun tangan menyelesaikan masalah banjir yang terjadi di...
Panen Padi di Banyuwangi, Puan Dorong Pertanian Dijadikan Agrowisata
12-11-2021 / PIMPINAN
Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani melanjutkan rangkaian kunjungan kerja ke Banyuwangi, Jawa Timur dengan turut serta memanen padi...