Nelayan Kalbar Minta Komisi IV Desak Pemerintah Cabut Larangan Cantrang

02-05-2018 / KOMISI IV

 
Anggota Komisi IV DPR RI Sulaiman L. Hamzah saat mengunjungi Sungai Pinyu, Kalbar,  Senin (30/4/2018). foto:ayu|DN

 

Anggota Komisi IV DPR RI Sulaiman L. Hamzah kembali meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meninjau ulang kebijakan pelarangan cantrang atau thrawl.

 

Hal tersebut menyusul aspirasi yang disampaikan ratusan nelayan Sungai Pinyu, Kalimantan Barat yang meminta Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI untuk mendesak pemerintah untuk mencabut aturan larangan cantrang.

 

“Sebenarnya sejak peraturan pelarangan penggunaan alat tangkap ikan cantrang atau thrawl beberapa tahun lalu itu ada, sudah terjadi penolakan dari nelayan, bahkan mereka juga sempat menyampaikan aspirasi ke Istana Negara. Dan sampai hari ini pun masih terjadi penolakan tersebut oleh para nelayan. Seharusnya pemerintah meninjau ulang kebijakan tersebut,” ujar Sulaiman saat mengunjungi Sungai Pinyu, Kalbar,  Senin (30/4/2018).

 

Namun ironisnya, tambah Sulaiman, pemerintah malah melakukan diskriminasi dengan hanya mengijinkan nelayan di Pulau jawa yang boleh menggunakan cantrang. Menurutnya tentu ini bukan aturan yang bijak.

 

Dilanjutkannya, para nelayan telah puluhan tahun menggunakan cantrang dan selama itu pula tidak ada masalah dengan alam sekitar. Apalagi dengan kekhawatiran kurangnya atau hilangnya ikan-ikan yang ada di laut Indonesia. Sulaeman menilai kekayaan alam Indonesia berlimpah.

 

“Itu semua karunia Tuhan Yang Maha Esa  untuk seluruh rakyat indonesia. Jadi ketakutan dan kekhawatiran akan hilangnya atau rusaknya ikan-ikan dan biota laut tidak beralasan,” kata politisi Partai NasDem itu.

 

Oleh karena itu, ia beserta Tim Kunker Komisi IV DPR RI lainnya seperti Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan, Darori Wonodipuro, Ahmad Yohan, dan Budisatrio Djiwandono meminta Menteri Kelautan dan Perikanan untuk meninjau ulang kebijakan itu. Demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan seluruh nelayan Indonesia pada umumnya. (ayu/sf)

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...