Tata Niaga Bawang Putih Dikendalikan Hanya Beberapa Importir

10-04-2018 / KOMISI IV
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga Mauladi, foto : jaka/hr

 

 

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga Mauladi menyimpulkan, saat ini tata niaga bawang putih merupakan pasar oligopoly, dimana dikendalikan hanya beberapa orang importir, baik harga maupun pasokan barangnya. Hal tersebut terungkap usai Komisi IV DPR menggelar audiensi dengan pedagang bawang putih di ruang rapat Komisi IV DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (10/4/2018).

 

“Hari ini kami menerima kedatangan para pedagang bawang putih dari beberapa daerah. Mereka mengeluhkan tidak adanya pasokan bawang putih yang bisa mereka jual. Tentu ini masalah besar, karena sejak tahun 2017, 97 persen atau sekitar 450 ribu ton bawang putih di pasaran adalah impor. Padalah pemerintah telah merencanakan pada tahun 2019 swasembada bawang putih. Sehingga di tahun 2018 ini target impor diturunkan menjadi 300 ribu ton,” ujar Viva Yoga.

 

Tidak hanya itu, pemerintah juga telah mewajibkan importir untuk menanam sendiri bawang putih sebanyak lima persen dari total kuota impor yang diberikan pemerintah. Kondisi tersebut kemudian tentu memunculkan pertanyaan, apakah benar importir tersebut telah menanam sendiri bawang putih sebanyak lima persen dari total kuota impor yang diberikan pemerinta?. Jika sudah dilakukan, dimanakah letak bawang putih lokal itu sendiri.

 

Pasalnya, menurut pengakuan pedagang bawang putih yang disampaikan oleh Ibu Hajah Chairul, selama beberapa tahun belakangan pihaknya hanya menjual bawang putih impor, bukan bawang putih lokal yang ditanam petani dalam negeri. Hal itu juga didukung temuan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang telah menemukan sembilan kejanggalan dalam tata niaga pangan.

 

Sementara itu mewakili Pedagang Bawang Putih, Hajah Chairul mengatakan bahwa pihaknya hanya menginginkan ketersediaan bawang putih untuk dijual. Ia tidak mempedulikan dimana bawang putih itu sendiri berada, apakah dari impor atau dari petani lokal. Karena sudah lebih dari seminggu pihaknya tidak menjual bawang putih. Hal ini tentu mempengaruhi tingkat pendapatan atau penghasilannya.

 

Lebih lanjut, Viva yang didampingi oleh beberapa anggota Komisi IV DPR lainnya seperti Oo Sutisna, Sudin, Fakhry Salim, Rahmad Handojo, Hendro, Endang Srikanti Handayani dan Umar Arsal mengatakan bahwa untuk mencari solusi dan titik terang dari permasalahan tersebut, pihaknya akan segera menggelar rapat gabungan dengan beberapa menteri seperti Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Polisi dan beberapa pihak terkait. Agar ke depan tidak ada lagi oligopoly (yang dikendalikan hanya oleh beberapa orang saja) dalam sistem niaga Indonesia. (ayu/sc)

BERITA TERKAIT
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...