Pelabuhan Sirombu Butuh Pemecah Gelombang
Anggota Komisi V DPR RI Sahat Silaban. Foto : Husen/And
Pelabuhan Sirombu di Kabupaten Nias Barat ternyata tak bisa disinggahi kapal-kapal niaga atau penumpang. Tak ada satu pun kapal yang mau bersandar di pelabuhan ini. Ombak yang besar ternyata jadi masalah. Pelabuhan Sirombu butuh infrastruktur berupa pemecah ombak agar kapal-kapal mau bersandar.
Inilah yang menjadi temuan penting Komisi V DPR RI saat mengunjungi pelabuhan di Nias Barat, Sumatera Utara itu, Kamis (15/3/2018). Pelabuhan yang berada di Samudera Hindia ini, ternyata sepi dari aktivitas penumpang dan bongkar muat. Otoritas pelabuhan setempat menjelaskan, selama belum dibangun pemecah ombak, pelabuhan ini seperti mati dan tak bisa menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.
Anggota Komisi V DPR RI Sahat Silaban ketika dimintai komentarnya mengatakan, “Pelabuhan ini sudah bagus sebetulnya. Tapi, karena ada ombak besar, kapal-kapal enggan bersandar di sini. Untuk itu, diperlukan pemecah gelombang. Butuh perencanaan yang matang berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun pemecah ombak,” katanya.
Sahat yang berasal dari dapil Nias Barat itu, sangat menyayangkan pelabuhan ini tak mampu berperan optimal secara ekonomis. Ia juga berharap, Kementerian Perhubungan mampu menghidupkan kembali pelabuhan yang sangat strategis ini. Persoalannya tidak sampai di situ, ternyata akses jalan menuju pelabuhan juga rusak parah. Pada beberapa titik, ditemukan jalan yang amblas, sehingga menyulitkan kendaraan yang melintas.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, seru politisi Nasdem ini, perlu memberi perhatian lebih pada kondisi infrastruktur di Nias Barat. Sangat disayangkan Pulau Nias yang sudah ditetapkan sebagai destinasi pariwisata nasional, belum mendapat sentuhan perbaikan infrastruktur. Langkah Presiden Jokowi, nilai Sahat lagi, dengan membangun dari pulau terluar patut diapresiasi. Tinggal sekarang menunggu kesungguhan pemerintah daerahnya. (mh/sf)