Lahan Sawah Abadi di Bali Semakin Menyusut

22-02-2018 / KOMISI IV

 

 

 

Luas lahan tanam persawahan abadi yang sudah ditetapkan oleh UNESCO di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, semakin menyusut dari tahun ke tahun. Luas persawahan yang berkurang sekitar 352 hektar dalam setahun, dan diperparah dengan tidak adanya cetak sawah baru dan aturan yang tegas dari Pemerintah Provinsi Bali.

 

“Ini merupakan tantangan besar untuk Pemprov Bali. Dalam satu tahun, 325 hektar sawah berkurang dan tidak ada cetak sawah baru. Pemprov Bali harus memberikan tindakan yang tegas, karena sawah abadi ini sudah menjadi warisan budaya dunia,” ungkap Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga Mauladi saat meninjau lokasi persawahan di Tabanan, Bali, Selasa (20/2/2018).

 

Dalam Kunjungan Kerja ke lokasi persawahan itu, Komisi IV DPR RI menemukan banyak masalah yang menyebabkan semakin berkurangnya area sawah, diantaranya beralihnya lahan sawah menjadi rumah dan irigasi yang tidak lancar.

 

Sebagaimana diketahui, Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang  Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan telah mengatur bahwa Indonesia sebagai negara agraris perlu menjamin penyediaan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan sebagai sumber pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

 

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi IV DPR RI I Made Urip menuturkan undang-undang tersebut harus di-breakdown dalam Peraturan Daerah atau Peraturan Gubernur.

 

"Sehingga lahan-lahan di Bali ini dapat terlindungi dengan baik, dan peraturan ini kita tegakkan dan harus ditindak tegas, apabila ada peralihan fungsi lahan,” tutur politisi dapil Bali itu.

 

Sebelumnya, Ketua Tani di Desa Jatiluwih I Nyoman Sutama menuturkan, salah satu penyebab area sawah berkurang adalah air yang tidak mengalir dengan deras, “Dulu, air disini mengalir sangat deras dari hulu ke hilir, dan kita juga punya terowongan air, tapi terowongan tersebut jebol dan airnya bocor, sehingga tidak bisa mengalirkan air dengan baik,” tutur Nyoman.

 

Nyoman menambahkan, petani sangat membutuhkan pasokan air yang cukup. Melalui kedatangan Komisi IV DPR RI ini, pihaknya meminta bantuan untuk membangun embung, guna membuat lahan sawah abadi kembali produktif, sehingga lahan tanam tidak berkurang setiap tahunnya. (rh/sf)

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...