Komisi IV Apresiasi Keberhasilan Bali Konservasi Burung Paruh Bengkok
Komisi IV DPR RI mengapresiasi keberhasilan penangkaran burung jenis paruh bengkok yang dilakukan oleh PT. Anak Burung Tropikana, Bali. Apresiasi juga diberikan karena upaya konservasi yang telah banyak menyumbang burung langka ke Taman Nasional Bali Barat. Bahkan, pada tahun 2017, PT. Anak Burung Tropikana mendapatkan penghargaan sebagai penangkar burung terbaik binaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Penangkaran ini sangat bagus, karena 10 persen dari penangkaran ini dikembalikan lagi ke alam. Selain itu penangkaran ini bisa sebagai lahan bisnis dan banyak ikut menyumbang devisa negara melalui hasil ekspor,” tutur Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga Mauladi saat meninjau Kunjungan Kerja ke PT. Anak Burung Tropikana, Bali, Senin (19/2/2018).
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan menilai, penangkaran burung ini bisa menjadi contoh untuk berbagai daerah di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi sederhana, penangkaran ini bisa menyumbang devisa negara hingga Rp 7,8 triliun di 2017 dari ekspor hasil penangkaran serta banyak menyerap tenaga kerja.
Sementara dalam proses perizinan konservasi, Komisi IV DPR RI mendorong pemerintah untuk mempermudah proses perizinan. Konservasi ini juga bisa sebagai pendorong ekonomi utama dan bisa ikut andil dalam pelestarian burung langka yang hampir punah.
“Regulasi perizinan konservasi juga harus dipermudah, sehingga banyak tempat konservasi yang berperan dalam pelestarian burung-burung langka. Tempat seperti ini juga bisa sebagai ekonomi alternatif atau bisa menjadi ekonomi utama jika bisa sampai ekspor,” tutur Anggota Komisi IV DPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra.
Saat ini, PT. Anak Burung Tropikana telah berhasil menangkar beberapa jenis burung, diantaranya kakatua seram, kakatua alba, kakatua jambul kuning, bayan, kakatua cempaka, bayan Irian, bayan halmahera, merak hijau, betet kelapa, dan lain-lain.
Anak Burung Tropikana pada tahun 2017 telah menyumbang devisa Rp 7,8 triliun untuk negara, dan menyerap tenaga kerja sebesar 37 ribu tenaga kerja. Anak Burung Tropikana juga menyumbang 10 persen burung jalak Bali yang berada di Taman Nasional Bali Barat, yang dulu terancam punah sekarang bisa dikatakan tidak punah. (rh/sf)