KOMISI IV DPR PRIHATIN ADANYA DAGING OPLOSAN YANG BEREDAR DI MASYARAKAT

31-08-2010 / KOMISI IV

 

Komisi IV DPR meminta kepada  Kementerian Pertanian Republik Indonesia, agar segera mengusut secara tuntas masalah daging oplosan yang saat ini sudah beredar di masyarakat. Demikian yang dikatakan Ketua Komisi IV DPR Drs. H.Akhmad Muqowam, yang sekaligus memimpin  Rapat Kerja dengan   Menteri Pertanian Suswono,  rapat dilakukan di gedung DPR Senayan Jakarta, Senin, (30/8) siang.

Ketua Komisi IV DPR Ahmad Muqowan menambahkan, bahwa di Jawa Barat tepatnya di Kota Bandung telah ditemukan daging sapi oplosan dengan daging babi, ”kalao ini ditemukan benar-benar daging babi ya sudahlah habis kiamat kita” Dia meminta kalao memang benar pemerintah telah menemukan fakta-fakta daging sapi oplosan dengan dagign babi, segaralah melapor kepada DPR agar segara memberikan respon kepada pemerintah, ungkapnya.

Sementata anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Sudin juga mempertanyakn kenapa masalah daging sapi oplosan dengan daging babi bisa terjadi, dan Sudin juga meminta agar Kementerian pertanian dalam waktu dekat ini segera melakukan operasi pasar daging, mengingat harga dagingsaat ini sudah melambung cukup tinggi.

Anggota Komisi IV DPR Sudin juga menegaskan bahwa, operasi pasar daging harganya harus dibawah harga pasar, dan harus diwasi oleh Dirjen Peternakan, Badan Karantina dan seluruh anggota komisi IV DPR juga harus ikut mengawasi.

Menteri Pertanian Suswono menjawab pertanyaan Angota Komisi IV DPR mengatakan bahwa, pihaknya sudah melakukan pengecekan dan sampai saat ini sudah mengawasi dan mencegah beredarnya daging oplosan dan daging glonggongan diseluruh cek point di pulau Jawa, agar tidak mengganggu pasar daging sehat yang memenuhi dyarat aman, sehat, utuh dan halal.

Suswono juga menambahkan, pihaknya akan melakukan pemantauan harga dan pasokan lebih intensif dan sistematis terhadap sapi dan karkas di 15 RPH serta daging jenis bistik/semur/rendang dan rawon di 17 pasar eceran untuk mendapat gambaran situsasi yang lebih obyektif, disamping itu juga telah dilakukan usaha sistematis untuk memperkirakan pasokan eks-sapi lokal, yang 90% diantaranya tidak diusahakan sebagai farm komersial, mengingat peternak haya memelihara 3-4 ekor dengan tujuan untuk tabungan, dan dilakukan penataan ulang penggunaan daging segar baik produksi dalam negeri maupun impor untuk kebutuhan industri dan rumah tangga.

Dia juga mengemukakan bahwa, pihaknya telah membangun kebersamaan dalam pengamanan pasokan dan harga pangan, serta menningkatkan keterbukaan instansi pemerintah terkait untuk menerima saran dan keluhan berkaitan dengan kebijakan pangan, cara dan komunikasi publik diupayakan yang dapat memberikan ketenangan kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan gejolak harga dan panic buying, serta membangun empati kepada masyarakat miskin terutama di perkotaan. (Spy)

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...