Terpilih 3 Bintang Orator Terbaik di Humas Expo Palembang
Kabag Humas Biro Pemberitaan Parlemen Dadang Prayitna memberikan piagam dan sertifikat kepada pemenang lomba bintang orator terbaik dengan tema "Kalau Saya Jadi Anggota DPR".Foto : Andri/rni
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI memilih tiga pemenang lomba bintang orator terbaik dengan tema "Kalau Saya Jadi Anggota DPR" yang dilaksanakan selama 2 hari pada Rabu - Kamis (22 - 23 November 2017 dalam Humas dan Layanan Publik Expo 2017 di Palembang.
"Saya ucapkan selamat kepada para pemenang yang terpilih karena telah ikut berpartisipasi dan menunjukkan bakatnya sebagai calon anggota DPR," ungkap Kabag Humas Biro Pemberitaan Parlemen Dadang Prayitna usai memberikan piagam dan sertifikat kepada pemenang lomba, Kamis (23/11/2017).
Ia menjelaskan, tujuan dan maksud diadakannya perlombaan bintang orator ini adalah untuk menciptakan generasi muda yang kritis dalam rangka membangun bangsa dan demokrasi yang semakin baik.
"Buat kita di DPR, masukkan dari generasi muda harus diapresiasi dengan baik karena mereka adalah masa depan bangsa. Semakin pintar generasi mudanya, semakin cerdas SDM nya. Saya yakin negara semakin maju," tandasnya.
Dadang melanjutkan, lomba bintang orator ini pertama kali diadakan atas kerja sama unit kerja Humas DPR dan Radio Parlemen. Meskipun pertama kali, lanjutnya, namun minat dan antusias masyarakat Palembang cukup tinggi. "Alhamdulillah, dengan waktu yang cukup singkat dalam sosialisasi, namun peserta yang datang cukup banyak," sambungnya.
Ketiga nama peserta yang terpilih ialah Tegar Bagus Susilo keluar sebagai juara pertama dari Pondok Pesantren Muqimmus Sunnah Palembang, Krisna Aditya mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP UIGM Palembang sebagai juara kedua. Terakhir, Aiga Hafiz Apriansa Siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang sebagai juara ketiga.
Adapun kriteria penilaian ialah kesesuaian dengan tema, intonasi, muatan orasi, artikulasi, durasi, mimik dan penghayatan. Sementara itu, salah satu pemenang Aiga Hafiz Apriansa berharap kegiatan serupa dapat terus dipertahankan. Menurut Aiga, selain melatih mental untuk berbicara di depan umum, peserta juga dituntut untuk berani mengeluarkan opininya.
"Secara tidak langsung kita bisa memberikan masukan. Saya harap ke depan acara ini terus dikembangkan jangan hanya satu di satu daerah, kalau bisa hingga tahap nasional," imbuhnya. (ann,mp).