PIP Diharapkan Dapat Turunkan Suku Bunga Pembiayaan UMI
. foto: eno]
Anggota Komisi XI DPR Willgo Zainar berharap program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang berasal dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dapat diturunkan suku bunganya, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang memanfaatkan pinjaman ini.
"Kalau meminjam 2 juta rupiah, maka akan mengembalikan 2.250.000, itu artinya sekitar 12,5% dan dalam waktu 6 bulan. Ini juga menjadi catatan kita kalau dari sisi pembanding dengan KUR ini lebih mahal. Tetapi ini memang dana yang untuk masyarakat pra sejahtera hanya modal KTP dan sedikit usaha," ujar Willgo dalam Kunjungan Spesifik Komisi XI ke Padang, Senin (16/10/2017).
Menurut kesaksian masyarakat pada saat Komisi XI DPR meninjau penduduk setempat memang sangat mudah untuk mendapatkan pinjaman lunak ini. Mereka yang memiliki kategori sebagai masyarakat pra sejahtera dan ibu-ibu yang mau memiliki usaha direkrut oleh petugas yang memang menjadi koordinator.
"Bisa dari komunitas atau kelompok tertentu, karena bagian dari pada proses ini juga melalui kelompok. Satu kelompok ada sekitar 8 sampai 16 orang, dan mereka tepat waktu karena mereka juga sudah berikrar dan berkomitmen, mengembalikan dalam tepat waktu dan menggunakan dana ini sebagai dana produktif untuk usaha bukan untuk konsumtif," jelas Willgo.
Willgo juga menjelaskan ada beberapa tahapan untuk meningkatkan plafon pinjaman, mulai dari 1 juta, hingga 5 juta rupiah. Hal tersebut tergantung dari prospek usaha yang dijalankan serta evaluasi per 6 bulan terkait dengan pembayaran yang dilakukan oleh masyarakat tersebut.
Pembiayaan UMI diberitahukan baru efektif disalurkan mulai bulan Agustus 2017 terkait dengan proses persetujuan pencairan anggaran di Kemenkeu dan , dan sudah sebanyak 22.877 nasabah yang tersebar di Provinsi Sumatera Barat ini. Komisi XI bersama PIP yang berdampingan dengan PNM melihat secara faktual bagaimana penyaluran dana kepada masyarakat pra sejahtera berjalan dengan baik. "Diharapkan industri rumah tangga dapat lebih produktif untuk membantu masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya di sektor pertanian," demikian Wilgo. (Eno,mp)