Myanmar Harus Hentikan Kekerasan Terhadap Rohingya

31-08-2017 / KOMISI I

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid meminta pemerintah Myanmar segera menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap etnis Rohingya di negaranya. Aksi pembakaran desa-desa Rohingya oleh tentara dan polisi Myanmar dinilai sudah diluar batas kemanusiaan.

 

“Myanmar harus menghentikan tindakan ini, jika tidak, ada baiknya pemerintah Indonesia mengevaluasi hubungan bilateral dengan Myanmar,” tegas Meutya, dalam keterang persnya kepada Parlementaria, Rabu (30/8/2017).

 

Sebagai negara yang sudah lama bersahabat dengan Myanmar, ia khawatir tindakan pembersihan etnis itu akan mengancam stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara. Ia mengingatkan kepada Myanmar akan gelombang manusia kapal Rohingya pada tahun 2012-2015 lalu, yang saat ini diterima oleh tiga negara, Indonesia, Thailand dan Malaysia.

 

“Kami tidak ingin aksi kekerasan di Myanmar akan membuat negara-negara ASEAN lain berada kesulitan akibat pengungsi,” politisi F-PG itu.

 

Meutya juga mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan  Menteri Luar Negeri RI untuk mendukung penyelesaian aksi kekerasan terhadap masyarakat Rohingya di Myanmar. Namun pihaknya juga meminta agar tekanan yang lebih keras diberikan terhadap Myanmar.

 

“Pendekatan lain juga bisa dilakukan melalui organisasi tingkat regional maupun internasional. Indonesia bisa bawa permasalahan ini ke PBB, untuk dilakukan sidang darurat,” saran politisi asal dapil Sumatera Utara itu.

 

Sebelumnya, dikabarkan sejumlah kelompok aktivis hak asasi manusia melaporkan bahwa pembakaran dengan sengaja desa-desa yang menjadi tempat tinggal bagi warga Rohingya di Rakhine, Myanmar terjadi, Selasa (29/8/2017). Pasukan militer negara itu dituding berada di balik peristiwa ini.

 

Banyak bangunan dan area lingkungan warga, khususnya di Maungdaw, utara Rakhine yang terlihat terbakar dan ditunjukkan melalui media sosial. Diyakini pasukan militer dengan sengaja melakukan tindakan keras sebagai upaya menekan kelompok militan yang diduga berasal dari etnis Rohingya.

 

Dilaporkan juga oleh Arakan Times, pasukan tentara Myanmar serta polisi penjaga perbatasan di Rakhine membakar setidaknya 1.000 rumah warga Rohingya. Tindakan keras ini dimulai pada Sabtu dan berlanjut hingga Senin lalu. (sf,mp) Foto: Jaka/jk

BERITA TERKAIT
Legislator Puji Pemikiran Geopolitik Pimpinan Muda TNI
22-08-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ide brilian para pemimpin muda TNI salah satunya oleh Laksamana Pertama TNI Arif Badrudin menuai pujian dari...
Waka Komisi I Usul Pembentukan Cyber Command TNI
20-08-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta — Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta, menyambut baik arahan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan HUT...
DPR & Parlemen Jerman Bahas Potensi Kerja Sama Investasi Pertahanan
20-08-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta menegaskan bahwa kunjungan Parlemen Jerman ke DPR RI membuka peluang...
Soroti Ancaman Kebocoran Data, Sarifah: Payment ID Harus Dikaji Lebih Dalam
13-08-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Padang - Anggota Komisi I DPR RI Sarifah Ainun Jariyah menilai penerapan payment ID dalam setiap transaksi digital harus...