Komisi IV Apresiasi Serapan Perum Bulog Lampung
Komisi IV DPR memberikan apresiasi atas berbagai upaya yang dilakukan Perum Bulog Divre Lampung untuk meningkatkan produksi dan kualitas beras di Lampung, sebagaimana dalalmpaparan Perum Bulog Divre Lampung bahwa hingga Desember 2016, pengadaan beras di Lampung mencapai 137 ribu ton dari target 120 ribu ton. Angka itu merupakan pencapaian terbesar dalam sejarah Bulog Lampung. Selama ini, rekor penyerapan tertinggi tercapai pada 2009, sebesar 122 ribu ton beras.
“Mungkin dulu, serapan rendah, kualitas kurang baik tetapi sekarang serapannya baik dan kualitas menuju yang lebih baik. Ini adalah upaya yang tentunya harus kita berikan apresiasi, kita (Komisi IV) akan terus memberikan dukungan, kritiknya dan koreksi dalam upaya perbaikan-perbaikan tersebut,” ungkap Herman Khaeron.
Lompatan besar itu tidak lepas dari tekad Pemprov Lampung untuk meningkatkan produksi gabah dan memperkecil pengiriman gabah ke luar daerah. Hasilnya, pengadaan beras di Lampung menempati posisi pertama dari tujuh produsen utama beras nasional dan sudah mampu memasok beras ke lima daerah yakni Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Utara, dan Aceh, per September 2016.
Herman juga mengingatkan bahwa, Bulog didirikan memiliki dua misi yakni sebagai Baper Stok Nasional dan untuk stabilisator harga ditingkat pasar. Sehingga Bulog tidak hanya menjaga stok beras nasional namun mampu menjaga stabilitas harga beras di pasar.
Hal senada juga disampaikan Anggota DPR RI Dapil Lampung I Sudin, Lampung sesungguhnya sudah sejak orde baru merupakan salah satu daerah lumbung pangan nasional namun akibat minimnya pengawasan banyak irigasi yang rusak sehingga menurunkan produksi beras Lampung.
“Jika saat ini, produksi beras Lampung sudah melebihi target itu hal yang wajar karena saat ini sudah ada perbaikan-perbaikan irigasi yang membuat produksi beras Lampung meningkat dan tentu ini akan mengembalikan Lampung sebagai lumbung pangan nasional,” ungkapnya. (skr) foto : Singgih/mr.