Komisi X Kagumi Kekhasan Motif Batik Banten

19-12-2016 / KOMISI X

Komisi X DPR RI mengagumi ciri khas batik Banten, karena punya motif tersendiri. Motifnya sangat khas bila dibanding dengan tradisi motif batik Nusantara lainya. Ia mengambil dari gambar-gambar benda bersejarah berupa artefak masa lalu Banten. Batik ini ikut memperkaya khasanah kekayaan batik Nusantara.

 

Demikian penilaian yang disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Laila Istiana saat mengunjungi sentra batik Banten di Kota Serang, Sabtu (17/12). “Motif batik Banten berasal dari artefak-artefak lama. Ini telah memperkaya batik Nusantara. Kelak bisa lebih digali lagi potensi batik ini dengan lebih kreatif agar mampu menyerap tenaga kerja. Kerajinan batik di sini bisa terus berkembang.”

 

Batik Banten telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2003 untuk melindungi kekayaan hak intelektualnya. Sebelumnya sudah dikukuhkan pula oleh keputusan Gubernur Banten pada tahun yang sama. Ragam hias batik Banten merupakan hasil ekskavasi (penggalian) yang direkontruksi oleh Arkeologi Nasional dan Fakultas Sastra UI sejak tahun 1976. Ragam hias dari abad ke-17 ini jadi bukti sejarah bagi masyarakat Banten bahwa reruntuhan istana kerajaan Banten dan kejayaan masa lalunya telah mewariskan nilai seni.

 

Dengan kata lain, sejarah kejayaan masa lalu Banten telah diabadikan di atas kain-kain katun berupa ragam hias batik khas banten. Batik ini tidak saja sebagai busana, lebih dari itu, bisa bercerita tentang jejak sejarah Banten. Inilah yang menarik dari kearifan lokal batik Banten. Sentra batiknya berada di kawasan Cipocok, Kota Serang.

 

Menurut Laila, keunikan motif batik Banten terlihat dari ukiran gambar priuk, punden berundak, dan lain-lain. “Mereka mengolahnya menjadi motif batik. Luar biasa sekali. Ini kali pertama saya melihat dan datang ke Banten,” ucap Anggota F-PAN tersebut. Ketika ditanya apa yang membedakannya dengan batik Solo, Laila menjawab, batik Solo bermotif imajiner. Sedangkan batik Banten lebih nyata, karena mengambil gambar-gambar artefak.

 

Delegasi Komisi X DPR sempat melihat dari dekat dapur pembuatan batik dan hasil kreasinya berupa kain serta baju. Penamaan motif batik Banten ternyata diambil dari nama desa-desa kuna, nama gelar bangsawan, dan nama tata ruang istana Kerajaan Banten. Misalnya, batik dataluya merupakan nama tempat tinggal Sultan Maulana Hasanuddin. Batik kaibonan merupakan pagar yang mengelilingi Keraton Banten. Ada pula batik surosowan, nama ruang tempat menghadap raja. (mh) foto: husen/tt

 

BERITA TERKAIT
Furtasan: Perlu Redesain Sekolah Rakyat agar Lebih Tepat Sasaran
20-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi X DPR RI menyoroti pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo...
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...