DPR-RI BAHAS MASALAH PENDIDIKAN DALAM FIRST CONTACT GROUP MEETING UNESCO
DPR-RI menghadiri First Contact Group Meeting of the Parliamentarians for Education in the UNESCO New Delhi Cluster Countries of Bangladesh, Bhutan, India, Maldives, Nepal, and Sri lanka yang diselenggarakan di Hotel Ashoka, New Delhi pada tanggal 24-25 Maret 2010. Pertemuan ini membahas mengenai situasi pendidikan yang terjadi di kawasan Asia Pasifik khususnya di Negara-negara Asia Selatan, serta kendala-kendala yang dihadapi dan bagaimana mencari solusi dari masalah tersebut.
Pertemuan yang dihadiri oleh 30 peserta dari 7 negara dan 20 observer dari organisasi-organisasi internasional seperti World Bank, UNDP, UNICEF, dll bertujuan untuk memperkuat kerjasama antara UNESCO, anggota Parlemen dan mitra lainnya, sehingga dapat menciptakan platform yang lebih luas bagi pembangunan pendidikan di kawasan Asia Pasifik.
Education For All (EFA) adalah sebuah tujuan pembangunan internasional yang membutuhkan pendekatan kolektif serta komitmen politik dan dukungan anggota parlemen masing-masing negara sehingga EFA dapat segera terwujud di Negara-negara berkembang yang tentunya akan mempengaruhi pencapaian Millenium Development Goals(MDGs) pada tahun 2015.
Delegasi DPR-RI yang hadir mewakili Ketua DPR-RI sebagai Presiden Pertama FSPPED (periode 2008-2012) yaitu DR. Nurhayati Ali Assegaf, M. Si (Ketua Delegasi/ Wakil Ketua BKSAP DPR-RI/ F-PD), Heri Akhmadi (Anggota/ Wakil Ketua Komisi X/ F-PDI Perjuangan) dan Drs. Abdul Hakam Naja (Anggota/ Wakil Ketua Komisi X/ F-PAN). Pada tanggal 5-6 Juli mendatang Indonesia akan menjadi tuan rumah The First FASPPED General Assembly dengan jumlah undangan 45 negara anggota FASPPED, sehingga Delegasi DPR-RI aktif melakukan sosialisasi mengenai rencana penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Delegasi DPR-RI berpatisipasi aktif dalam beberapa kegiatan, diantaranya DR. Nurhayati Ali Assegaf, M. Si menyampaikan dalam Keynote speech Presiden FASPPED bahwa pendidikan adalah kunci bagi pengembangan sumber daya manusia, pentingnya EFA karena pendidikan merupakan kunci bagi pembangunan manusia, laporan MDG’S tahun 2009 menunjukkan kemajuan pencapaian target universal primary education di seluruh dunia sehingga optimis bahwa target pencapaian MDG’s tahun 2015 di bidang pendidikan dapat tercapai, parlemen mempunyai kontribusi yang signifikan dalam pencapaian tujuan EFA, indonesia mempunyai komitmen yang tinggi dan sangat mendukung pencapaian di bidang pendidikan dan Indonesia mengundang seluruh negara South Asia cluster countries untuk hadir dalam pertemuan yang akan diselenggarakan di Jakarta.
Selain itu, dalam pertemuan Delegasi DPR-RI dengan Direktur UNESCO New Delhi Cluster office, Mr. Armoogum Parsuramen dan Wakil Direktur Unesco Regional Bangkok, Mr. Etienne Clement menghasilkan beberapa pernyataan yaitu Mr. Armoogum Parsuramen sangat mendukung terselenggaranya General Assembly FASPPED di Jakarta, dan beliau juga menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi, menyarankan agar peserta yang ditanggung untuk datang minimal sebanyak 2 orang dan Mr. Etienne Clement mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kesempatan yang bagus untuk bisa menarik negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk datang ke Indonesia.
Mr. Clement juga berjanji UNESCO Regional Bangkok akan memberikan Presentasi mengenai EFA di Jakarta. Selain itu terjadi kesepakatan antara Delegasi Indonesia dan UNESCO Regional Bangkok untuk mengusulkan agar sebelum The 1st FASPPED General Assembly di Jakarta dapat diadakan satu/dua kali pertemuan yang melibatkan negara-negara FASPPED di Asia Tengah.
Beberapa hasil presentasi Heri Akhmadi mengenai Overview of the FASPPED and the role of Parliamentarians for education development diantaranya FASPPED dibentuk di Jakarta pada bulan Oktober 2008 oleh 16 negara kawasan Asia Pasifik, Indonesia terpilih unanimously sebagai Presiden Pertama FASPPED periode 2008-2012, Parlemen Indonesia telah menghasilkan Undang-Undang yang mengalokasikan 20 persen budget nasional bagi sektor pendidikan serta pada tanggal 9 juni 2009 telah diserlenggarakan The 1st Executive Bureau Meeting of FASPPED di Jakarta.
Pertemuan dengan Mr.Aime Damiba yang merupakan perwakilan The Forum of African Parliamentarians for Education (FAPED) yang membahas pengalaman FAPED dalam menjalankan organisasinya antara lain Presiden FAPED dijabat oleh Kenya dan tugas utamanya adalah memfasilitasi pertemuan atau assembly FAPED, kendala yang dihadapi saat ini adalah tidak dapat membentuk Sekretariat di Dakar – Senegal karena adanya political problem,statua dapat diubah atau diamandemen sesuai kebutuhan organisasi dan menurutnya pertemuan UNESCO cluster di Afrika tidak seperti pertemuan First Contact Group Meeting di India tetapi lebih pada training. First Contact Group Meeting ditutup pada tanggal 25 Maret 2010 dan menghasilkan New Delhi Declaration. (tim)