Balai Karantina Pertanian Denpasar Keluhkan Minimnya Alat Pemeriksaan Barang Masuk

14-11-2016 / KOMISI IV


Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar memiliki peran penting dalam mencegah masuk, keluar, dan berkembangnya hama penyakit hewan, ikan, dan tumbuhan ke dan dari wilayah Bali. Selain itu, balai karantina juga berperan sebagai garda terdepan dalam mencegah keluarnya sumber daya hayati asli, mencegah kejahatan pencurian, perdagangan dan peredaran secara illegal. 
 

Menyikapi pentingnya peran Balai Pertanian, Tim Kunker Komisi IV DPR yang dipimpin Wakil Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto melakukan pertemuan dengan Balai Karantina Kelas I Denpasar, Sabtu (12/11/2016). 
 

Dalam sambutannya, Titiek sampaikan bahwa kunjungannya ke Balai Karantina Pertanian di Bali guna meninjau kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan juga meninjau kesiapan berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki guna mendukung lahirnya “Badan Nasional Karantina” di kemudian hari. 
 

Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar Saiful Muhtadin dalam paparannya mengatakan bahwa Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar masih terkendala dengan fasilitas yang ada. Padahal, Provinsi Bali merupakan wilayah strategis dengan lalu lintas produk pertanian dan peternakan yang masif.

 

Balai Karantina di Provinsi Bali meliputi tujuh tempat di pelabuhan dan bandara.  Di antaranya, pelabuhan Gilimanuk, Sangsit, Celukan Bawang,  Padang Bai, Kantor Pos Denpasar, Bandara Ngurah Rai, dan Pelabuhan Benoa. 
 

Lebih lanjut, Muhtadin menyampaikan, 7 tempat Balai Karantina Pertanian di Bali hanya ditangani oleh 110 orang, termasuk tenaga administrasi dan ahli. "Sejumlah alat perlu ditambah agar kemampuan uji bisa meningkat. Sehingga, target perbaikan per tahunnya bisa berjalan dengan lancar. Kita meminta agar ada alokasi anggaran untuk pengadaan fasilitas," ungkap Muhtadin. 
 

"Sejumlah peralatan yang dibutuhkan telah dicatat dalam usulan rencana anggaran belanja. Di antaranya, paket alat laboratorium, kabinet keamanan penelitian mikrobiologi, waterbath evaporator, sentrifuse refrigerator, dan thermocycle real time untuk uji hewan," ungkapnya. 
 

Menanggapi hal tersebut, Titiek Soeharto mengapresiasi atas peningkatan capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar walaupun dalam kondisi kekurangan.  
 

"Balai Karantina Pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam mengawasi keluar masuk barang dari dan ke Bali. Ke depan kita perlu mengupayakan untuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan Balai Karantina dan kita akan mempertimbangkan untuk pengajuan dana untuk Balai Karantina Kelas I Denpasar, termasuk untuk membantu mengatasi hambatan lain yang dihadapi Badan Karantina," jelas Titiek. (skr) foto: singgih/tt

 
 
 
BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...