Proyek 35 Ribu MW Listrik Masih Sulit Terwujud

18-08-2016 / KOMISI VII

Mega proyek 35 ribu megawatt untuk atasi defisit listrik masih sulit terwujud karena alasan politis dan perencanaan yang belum matang. Program Indonesia Terang yang ingin mencapai target elektrifikasi 97 persen juga belum merata dilakukan di semua daerah.

 

Hal tersebut  ditegaskan Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtar Tompo saat ditemui Parlementaria, Rabu (17/08/2016), di ruang kerjanya. Pernyataan Mukhtak ini sebagai refleksi atas Pidato Presiden Joko Widodo di sektor energi, terutama menyangkut pengadaan listrik.

 

“Belum ada pernyataan spirit dari pemerintah bahwa proyek ini bisa terwujud. Saya berharap Presiden urun rembuk dulu dengan kementerian teknis, yaitu ESDM dan PLN. Matangkan dulu. Jangan gegabah membuat planing,” ujar politisi Partai Hanura ini.

 

Menurut Mukhtar, mungkin saja pertimbangan pemerintah benar, ingin membangun proyek 35 ribu MW, karena melihat kebutuhan energi listrik di daerah. Tapi, kalau kementerian ESDM dan PLN menyatakan sulit terwujud, tentu sulit juga bagi pemerintah untuk merealisasikannya. Apalagi, masih ada persoalan politis di internal kabinet soal ini. Antar-menteri sendiri masih silang pendapat.

 

“Kalau tidak terwujud, kan malu. Bagi saya mimpi, kalau kabinetnya tidak kompak soal proyek ini. Kalau kementerian teknis dan PLN mengatakan tidak bisa, mau bagaimana lagi. Komisi VII sendiri sudah sering mengkritisi proyek tersebut. Saya sempat berharap Menteri ESDM yang baru bisa bahas ini. Ternyata, baru 20 hari menjabat sudah dicopot,” papar mantan Anggota DPRD Provinsi Sulsel itu.

 

Sementara mengomentari program Indonesia Terang yang ingin menyasar 12.659 desa atau setara 300-500 MW, politisi dari dapil Sulsel I ini mengatakan, pengadaan listrik di daerah terpencil masih jauh dari harapan. Di dapilnya sendiri, banyak desa belum terakses listrik. Bahkan, di NTT banyak desa yang sangat tertinggal dan sampai kini belum mendapat penerangan listrik. (sc), foto : jaka/hr.

 

BERITA TERKAIT
Komisi VII Dorong Kolaborasi Publik dan Swasta di Balai Besar Industri Agro
22-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Bogor —Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, menegaskan pentingnya kolaborasi antara Balai Besar Industri Agro (BBIA) dengan...
Legislator Soroti Kualitas Laboratorium di Balai Besar Industri
22-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Bogor —Anggota Komisi VII DPR RI, Muhammad Hatta, menegaskan perlunya peningkatan kualitas laboratorium di Balai Besar Industri sebagai bagian...
Komisi VII Dorong Modernisasi dan Penguatan BBIA
22-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Bogor —Komisi VII DPR RI mendorong penguatan peran Balai Besar Industri Agro (BBIA) melalui modernisasi peralatan, peningkatan sumber daya...
Industri Petrokimia Penentu Daya Saing Nasional, Ego Sektoral Harus Dihapuskan
22-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Cilegon – Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menegaskan pentingnya penguatan industri petrokimia sebagai fondasi utama sektor manufaktur...