Potensi Pariwisata, Sumber Alternatif Penerimaan Devisa
Anggota Komisi X DPR RI Mujib Rohmat mengatakan, potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia, dapat menjadi altenatif sumber penerimaan devisa negara. Apalagi, potensi pariwisata dapat terus digali, dan memiliki jangka waktu yang lebih panjang dibanding sumber daya alam seperti minyak atau batubara.
Demikian ditegaskannya di sela-sela RDP Komisi X DPR dengan jajaran Eselon I Kementerian Pariwisata, yakni Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegera, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Pariwisata, dan Kepala Badan Promosi Pariwisata Indonesia, di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Senin (14/03/2016).
“Sektor pariwisata diharapkan bisa menutupi keuangan untuk kepentingan anggaran negara. Karena, salah satu yang dibidik itu wisatawan mancanegara, dimana mereka rata-rata per orang bisa menghabiskan 1000-2000 USD saat berkunjung ke Indonesia. Saya kira ini potensial menjadi alternatif penerimaan devisa negara,” kata Mujib.
Namun Politisis F-PG itu mengkritisi target kunjungan wisman pada 2016 yang sebesar 12 juta dan 20 juta pada tahun 2019. Menurutnya, target itu masih bisa digenjot lagi lebih tinggi. Apalagi dengan berbagai potensi pariwisata yang bisa ditawarkan kepada wisman.
“Swiss yang penduduknya hanya berjumlah 8 jutaan, namun bisa mendatangkan wisatawan hingga 80 juta orang. Itu kan luar biasa. Padahal kita yang memiliki destinasi kebudayaan, alam, situs sejarah yang luar biasa. Saya kira ini harus di-create dengan serius,” tegas Mujib.
Politisi asal dapil Jawa Tengah itu yakin, jika Pemerintah dapat serius mengkreasikan berbagai potensi pariwisata yang ada, selain target kunjungan wisatawan dapat tercapai, penerimaan devisa negara juga akan semakin tinggi.
“Saya punya optimisme tinggi, karena destinasi kita sangat kaya. Ini persoalannya tinggal bagaimana kita meng-create-nya. Karena itu, kita harus kembangkan destinasi-destinasi lain. Yang ada, perlu diperbaiki. Termasuk infrastruktur,” saran Mujib, sembari mengingatkan agar program pemasaran harus berbanding lurus dengan pengembangan potensi pariwisata Tanah Air.
Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota Komisi X DPR RI My Esti Wijayati. Menurut politisi F-PDI Perjuangan itu, dengan adanya anggaran promosi yang sangat besar, target kunjungan wisman dapat tercapai.
“Gunakan anggaran seefisien dan seefektif mungkin. Kami berharap kunjungan wisman ini, dapat mendongkrak penerimaan devisa negara,” harap politisi asal dapil DI Yogyakarta itu.
Dalam kesempatan itu, Anggota Komisi X DPR RI Ferry Kase (F-Hanura, dapil NTT) mengingatkan, agar promosi yang digencarkan Kemenpar, dapat membuat wisatawan benar-benar tertarik untuk mengunjungi Indonesia.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Elviana (F-PPP) mengatakan, Pemerintah jangan melupakan potensi wisata religi yang ada di Indonesia, seperti Candi Borobudur atau Candi Muaro Jambi.
“Candi-candi ini bukan hanya didatangi umat Buddha dari Indonesia saja, tapi juga umat Buddha dari negara tetangga. Saya harap ada anggaran khusus untuk wisata religi,” harap politisi asal dapil Jambi itu.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana menjelakan, pada tahun 2015, penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata sebesar 12,5 miliar USD, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 11,4 juta orang, dengan target tahun 2016 sebesar 11,8 juta orang, dan 2019 sebesar 13 juta orang.
Untuk meningkatkan kompentensi SDM Pariwisata, pihaknya telah melaksanakan sertifikasi kepada 159 ribu orang pada tahun 2015. Sementara untuk tahun 2016, ditargetkan sebanyak 238 ribu orang. (sf) foto: azka/parle/hr.