Harus Ada Pemisahan Asrama Putra dan Putri

11-03-2016 / KOMISI VIII

Tim Kunjungan Spesifik Komisi VIII DPR mengkritisi pembangunan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), Provinsi Bengkulu, yang masih terus berlangsung. Pasalnya, letak asrama putra dan putri terlalu dekat, bahkan tak ada pagar yang membatasinya, sehingga berpotensi terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

 

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid (F-Gerindra) mengatakan, hal ini cukup berbahaya bagi kelangsungan pembelajaran di lingkungan madrasah. Menurutnya, ini rawan dengan kejahatan seksual antar siswa, sehingga yang perlu diantisipasi sejak dini.

 

“Mengingat, perilaku seks anak-anak kita, kadang terjadi di luar ekspektasi kita. Harus kita antisipasi,” tegas Sodik, usia peninjauan MAN IC di Benteng, Kamis (10/03/2016). Kunjungan spesifik ini dipimpin oleh Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay (F-PAN).

 

Untuk itu, politisi asal dapil Jawa Barat itu menyarankan agar dibuar pagar yang tinggi, sehingga tidak dapat dilompati oleh siswanya. Bahkan, bila memungkinkan, dibangun lagi gedung asrama putra yang lebih jauh dari asrama putra. Gedung yang sudah ada, difungsikan menjadi fasilitas yang lain.

 

Hal senada juga diungkapkan oleh Endang Srikarti Handayani (F-PG). Ia menilai, sebelum terjadi hal tidak diinginkan, sebaiknya dilakukan pencegahan terlebih dahulu. Pasalnya, rawan terjadi hal-hal

 

“Mereka (siswa-siswi, - red) ini sedang menginjak masa remaja. Sehingga mereka sedang mencari jati diri. Ini banyak sekali godaan. Jangankan jarak dekat, jarak gedung yang jauh saja bisa mengundang,” khawatir Endang.

 

Untuk itu, tambah politisi asal dapil Jawa Tengah itu, harus ada perbedaan jarak antar gedung asrama putra dan putri. Sehingga, orang tua yang menyekolahkan anaknya di MAN IC Benteng ini, tidak khawatir dengan kejadian yang tak diinginkan tersebut.

 

“Anak-anak sekarang kan banyak yang coba-coba. Pengawasan juga harus diperketat. Ini harus diantisipasi,” tegas Endang.

 

Sementara itu, Pgs. Ka. Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, Bustasar berjanji akan memperbaiki desain gedung, dengan membangun gedung yang baru, atau membangun pagar di antara asram putra dan putri.

 

Ia menambahkan, MAN IC mulai membuka pendaftaran siswa baru mulai awal Maret 2016 lalu, dan akan memulai masa sekolah Juli 2016 mendatang.

 

Sebagai gambaran, saat ini pembangunan MAN IC sedang berlangsung, dan beberapa gedung fasilitas sedang dikejar. Sementara itu, letak gedung asrama putra dan putri terletak bersebelahan, dan tak ada pagar yang memisahkan.

 

Kunjungan spesifik ini juga diikuti oleh Anggota Komisi VIII DPR Suasana Dachi (F-Gerindra), Hidayat Nurwahid (F-PKS), dan Muslich (F-PPP). Selain ke Provinsi Bengkulu, Komisi VIII DPR juga mengirimkan timnya ke Provinsi Jambi, Sulawesi Utara, dan Bangka Belitung. (sf) Foto: Sofyan/parle/od

BERITA TERKAIT
Revisi UU Haji Diharapkan Tingkatkan Kualitas Pelayanan Jemaah
20-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abidin Fikri, menegaskan bahwa revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah...
Maman Imanulhaq Dorong Kemenag Perkuat PAUD Qu’ran
14-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mendorong Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperkuat posisi Pendidikan Anak Usia...
Legislator Komisi VIII Dorong Peningkatan Profesionalisme Penyelenggaraan Haji
30-07-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Surabaya - Anggota Komisi VIII DPR RI Inna Amania menekankan pentingnya efektivitas dan profesionalisme dalam penyelenggaraan ibadah haji. Hal...
Selly Andriany Ingatkan Pentingnya Harmoni Sosial Pasca Perusakan Rumah Doa di Sumbar
30-07-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Menanggapi insiden perusakan rumah doa umat Kristiani di Sumatera Barat, Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany...