BUMN Pertanian Perlu Belajar Pada Perusahaan Swasta Nasional
BUMN sektor pertanian seperti PT.Pertani dan PT. Sang Hyang Seri perlu banyak belajar dari perusahaan swasta nasional PT. Agri Makmur Pertiwi. Pasalnya, dengan modal awal yang tidak terlalu besar, perusahaan swasta ini mampu memenuhi kebutuhan petani akan benih unggul pangan dan hortikultura dengan harga yang terjangkau dengan kualitas yang bagus.
“PT. Agri Makmur Pertiwi ini bisa menjadi inspirasi dan tolak ukur keberhasilan perusahaan BUMN kita. Sehingga, pada saat komisi IV memberikan dana tambahan Penanaman Modal Negara (PMN) kepada perusahaan BUMN terkait, pencapaian keberhasilannya harus melebihi dari PT Agri Makmur Pertiwi ” kata Henky Kurniadi saat diwawancarai di area PT. Agri Makmur Pertiwi, Kediri, Jawa Timur, Jumat ( 4/3).
Selain itu, pemilihan lokasi PT. Agri Makmur Pertiwi cukup cerdas, berdiri dilahan yang subur, sumber daya manusia yang kreatif, bahkan perusahaan ini dapat memberikan sumbangan pajak mencapai 10 milyar. “ Menurut saya, untuk wilayah sebesar Kediri, angka sumbangan pajak senilai 10 milyar ini sudah cukup tinggi ” ujar politisi F-PDIP ini.
Ia menambahkan, walaupun perusahaan swasta ini terdapat investasi asing, Namun, struktur modal diatur 100 persen milik dalam negeri, terbukti seluruh karyawan disini seluruhnya asli pribumi. Hal lainnya, perusahaan ini memiliki Research and Development (R&D) yang kuat, mereka mempunyai laboratorium dataran rendah, menengah dan tinggi. Sebelum bibit dilepas dipasar, ada pengujiannya.
Pada kesempatan yang sama, Anggota komisi IV Taufiq R Abdullah mengatakan, tidak berkembangnya perusahaan BUMN ini bukan persoalan teknis, tapi mental perusahaan BUMN yang harus memiliki jiwa kewirausahaan, jangan mental pegawai.
“Saya kira komisi IV sudah memberikan dukungan maksimal dengan memberikan dana tambahan PMN sekitar 300 milyar, lebih banyak 2 kali lipat dari modal perusahaan swasta PT.Agri Makmur Pertiwi. Menurut saya tidak ada alasan lagi perusahaan BUMN sektor pertanian kita tidak maju” tekan politisi F-PKB ini.
Sementara itu, Junaidi Sungkono, Direktur Utama PT Agri Makmur Pertiwi (AMP) berpendapat, Indonesia negara pertanian tetapi perkembangan perusahaan benihnya masih banyak dipelopori perusahaan multinasional. Karena itu, ia bertekad mengembangkan perusahaan benihnya sampai berskala besar dan menjadi penyeimbang perusahaan-perusahaan benih multinasional.
”Dengan menjadi penyeimbang, akan terjadi keseimbangan harga benih, mutu produk, jaminan ketersediaan, maupun variasi pilihan sehingga menguntungkan bagi petani,” ungkap mantan petinggi salah satu perusahaan benih multinasional ini.(jk,mp)/foto:jaka/parle/iw.