Penetapan Bali Sebagai Pulau Wisata Terbaik Justru Mengecewakan

05-01-2016 / KOMISI X

Pulau Bali mendapat predikat pulau wisata terbaik kedua di dunia pada 2015 setelah Kepulauan Galapagos, Ekuador, versi majalah Travel and Leisure. Sementara untuk tingkat Asia, pulau yang dikenal juga dengan Pulau Dewata ini, mendapat peringkat pertama, mengungguli Maldives dan Phuket, Thailand. Pencapaian ini diraih karena Bali mempunyai keindahan alam, keunikan budaya, dan keramahtamahan penduduk.

Namun, pencapaian ini dianggap mengecewakan oleh Anggota Komisi X DPR, Sutan Adil Hendra. Pasalnya, Bali sudah dikenal banyak wisatawan asing. Selain itu, Bali selalu menjadi tiga besar pulau wisata terbaik dunia versi Travel and Leisure sejak 2009.

“Pencapaian itu merupakan kemunduran pariwisata Indonesia. Karena, dalam 4 dasawarsa terakhir ini dapat dikatakan, Bali sudah dikenal oleh banyak negara di dunia. Terkesan, Bali hanya satu-satunya dipromosikan, padahal masih banyak destinasi lain. Sehingga ini merupakan kemunduran pariwisata yang tidak sesuai dengan harapan kita,” kata Sutan, ketika dihubungi Parlementaria via telepon, Selasa (5/01/16).

Politisi F-Gerindra ini mengaku, akan lebih bangga jika destinasi pariwisata Indonesia selain Bali yang dinobatkan sebagai pariwisata terbaik. Seharusnya, Kementerian Pariwisata dapat mempromosikan destinasi-destinasi lain, seperti Raja Ampat, Danau Toba, Batam, Lombok, dan lain sebagainya. Jika melulu Bali yang dipromosikan, ini merupakan kemunduran pariwisata Indonesia.

“Bali sudah dikenal lebih dari 3 dasawarsa di berbagai negara, sehingga tanpa dipromosikan pun sudah dikenal. Dengan adanya anggaran promosi yang besar, seharusnya yang ditetapkan misalnya Raja Ampat, Danau Toba, Lombok, atau Batam. Tapi jika masih Bali yang ditetapkan, itu merupakan kemunduran pariwisata Indonesia,” kecewa Sutan.

Politisi asal dapil Jambi ini berharap, Pemerintah dapat mengenalkan destinasi-destinasi pariwisata baru Indonesia, selain Bali, kepada wisatawan-wisatawan mancanegara. Apalagi, dengan anggaran Kemenpar yang cukup besar di tahun mendatang, promosi dapat semakin digencarkan.

  “Bali itu seharusnya nomor wahid. Dan kemudian disusul oleh destinasi-destinasi lain di Indonesia, destinasi baru selain Bali. Destinasi-destinasi baru itu harus dikenalkan kepada wisatawan. Misalnya, Wisatawan bisa ke Candi Borobudur, Jawa Tengah. Atau ke Raja Ampat untuk melihat keindahan gugusan pulaunya,” imbuhnya.

Di tempat terpisah, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku bangga terhadap pencapaian Bali ini. Ia menilai, strategi Branding Wonderful Indonesia, sudah menunjukkan hasilnya. Untuk 2016 dan masa mendatang, kata Arief, strategi promosi dan pencitraan tetap dilanjutkan. (sf), foto : riska arinindya/parle/hr.

BERITA TERKAIT
Furtasan: Perlu Redesain Sekolah Rakyat agar Lebih Tepat Sasaran
20-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi X DPR RI menyoroti pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo...
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...