Komisi IV Dorong Ekspor Salak Pondoh
Tim Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi IV DPR berkunjung ke Rumah Kemas Buah Salak yang dikelola Asosiasi Petani Salak Sleman Prima Sembada di Sleman, Yogyakarta. Sejumlah permasalahan berhasil dihimpun saat berdialog dengan petani dan pengelola rumah pengemasan ini.
“Kita mendengar permintaan Salak Pondoh, Sleman ini untuk pasar ekspor di Eropa dan Amerika cukup tinggi, kita sambut keberhasilan ini. Dalam dialog kami mendengar ada permasalahan seperti rumah kemas yang masih belum memadai ini tentu kita perlu carikan solusinya bersama pemerintah,” kata Ketua Tim Kunker Siti Hediati Soeharto, Sabtu (19/12/15).
Dalam kesempatan tersebut Tim Kunker melihat langsung proses pembersihan dan pengemasan buah salak yang dilakukan dengan teknologi yang sederhana. Anggota tim kunker Rofi’ Munawar mengingatkan agar petani mampu menjaga standar mutu pengemasan.
“Kita tahu untuk standar ekspor ke negara tertentu seperti Eropa dan Amerika cukup ketat. Rumah Kemas ini perlu dikelola dengan manajemen yang baik dan dinas terkait perlu memberikan supervisi secara berkala,” tutur politisi FPKS ini.
Dalam proses pengemasan asosisi sudah menerapkan standar higinitas seperti mengenakan baju khusus, masker dan alas kaki yang hanya digunakan di ruang pengemasan. Sejak tahun 2014 asosiasi juga telah berhasil memperoleh sertifikat internasional IMO dan International Control Union.
Saat ini petani salak di Sleman sudah bergabung dalam 34 kelompok tani, ada yang bergabung pada asosiasi namun sebagian memilih membentuk paguyuban. Salak pondoh adalah salah satu kultivar salak yang banyak tumbuh di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, di lereng Merapi.
Salak pondoh memiliki ciri rasa yang manis atau tidak sepet sejak buah masih muda. Di Indonesia sendiri salak pondoh yang dibudidayakan adalah salak pondoh merah, salak pondoh super, salak pondoh hitam dan salak pondoh kuning. (iky) Foto:Ical/Parle/tt