Pemerintah Tak Boleh Kalah dengan Kartel

12-06-2015 / KOMISI VI

Menyusul hasil sidak ke pasar tradisional di Jakarta, Ketua Komisi VI DPR Achmad Hafisz Tohir menekankan agar pemerintah tak boleh kalah dengan praktik para kartel yang kerap memainkan harga komoditi bahan kebutuhan pokok masyarakat.

Jelang Ramadan dan Idul Fitri ini, harga-harga mulai merangkak naik di sejumlah pasar tradisional. Padahal, pemerintah lewat Menteri Perdagangan telah menyatakan bahwa stok bahan pokok sudah mencukupi. Tapi, walau stok cukup, harga tetap naik. Komisi VI pun berinisiatif mengadakan kunjungan ke dua lokasi pasar di Grogol dan Tebet, Jakarta pada Kamis (11/6). Pemerintah harus rajin mengontrol harga di pasar-pasar tradisional.

“Tanggung jawab pemerintah untuk mengontrol harga-harga. Ketika harga tidak bisa dikontrol, maka kita kehilangan pemerintah. Kami tidak ingin barang-barang ini dibiarkan naik. Kalau dibiarkan, artinya mekanisme suplai terhadap kebutuhan pokok sudah dikuasai oleh pedagang-pedagang. Nah, kalau sudah dikuasai pedagang-pedagang, artinya pemerintah takluk terhadap kartel-kartel ini. Tradisi ini harus kita rubah. Jelang hari besar selalu mengalami gejolak harga,” papar Hafisz.

Ketika mengunjungi pasar Tebet Timur, Jakarta Selatan, lonjakan harga sudah mulai terasa. sebagian komoditi belum mengalami kenaikan harga. Hafisz mengungkapkan, harga tempe dan daging belum mengalami kenaikan berarti. Yang mengalami kenaikan adalah gula, beras, dan telur. Tapi, untuk daging walau kini belum naik, saatnya nanti akan memasuki zona harga yang meningkat tajam.

Untuk itu, politisi PAN tersebut berharap, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) sebagai turunan dari UU Perdagangan untuk mengatur harga bahan kebutuhan pokok sekaligus untuk mengantisipasi penimbunan. Ini penting agar tak terjadi gejolak harga dan kelangkaan barang.

Pada bagian lain, Hafisz juga menyoroti soal peredaran kue-kue kemasan tanpa label di pasar tradisional. Informasi kandungan dan masa kadaluarsa penting untuk melindungi kesehatan para konsumen. “Ada satu hal yang kami temukan, yaitu beredarnya makanan yang tidak memiliki label. Ini tidak sesuai dg UU Kesehatan dan juga janji pemerintah untuk mengadakan pengawasan terhadap peredaran barang-barang produk makanan yang berbahaya,” ungkapnya.

Di pasar Tebet itu, Hafisz dan beberapa anggota Komisi VI lainnya membeli beberapa produk makanan tanpa label untuk alat bukti. “Kami akan mem-follow up temuan tadi ke Kemendag dan menembuskan ke BPOM terkait kesehatan makanan basah. Bila sudah busuk dan berbakteri, itu berbahaya bagi pencernaan manusia. Hasil ini akan segera kami laporkan kepada Ketua DPR, agar DPR bisa menyurati pemerintah yang ditujukan ke kementerian terkait.” (mh)/foto:husein/parle/iw.

 

 

 
BERITA TERKAIT
KAI Didorong Inovasi Layanan Pasca Rombak Komisaris dan Direksi
15-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menyambut baik pergantian Komisaris dan Direksi PT Kereta Api Indonesia...
Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Gudang, Pemerintah Harus Turun Tangan
11-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menyoroti kondisi sejumlah gudang pabrik gula di wilayah Situbondo dan...
Koperasi Merah Putih adalah Ekonomi yang Diamanahkan Oleh Founding Fathers Kita
06-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta– Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa melalui pendekatan ekonomi kerakyatan yang...
Legislator Kritik PLN yang Utang 156 M Setiap Hari
05-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menyoroti soal lonjakan utang PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau...