Pemerintah Harus Jamin Beras Palsu Tidak Masuk ke Indonesia

18-05-2015 / KOMISI IV

Isu seputar beras palsu asal Cina telah meresahkan masyarakat konsumen di Tanah Air. Tidak saja merusak harga pasar, lebih dari itu merusak kesehatan para konsumen. Kabarnya, beras ini terbuat dari ubi jalar, kentang, dan resin sintetis (plastik).

Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto (dapil Sumbar I) dalam keterangan persnya, menghimbau pemerintah untuk betul-betul menjamin bahwa beras palsu asal Cina tersebut tidak masuk ke pasar Indonesia. “Jaminan pemerintah ini penting untuk menentramkan masyarakat yang resah karena isu beras palsu,” tandas Hernanto.

Tidak hanya Indonesia, ungkap Hermanto, sejumlah negara juga sedang dihebohkan oleh beredarnya beras palsu itu. Di India, isu ini juga sudah meresahkan. Apalagi penjualan beras ini tidak bisa diprediksi dan diketahui secara pasti, karena bercampur dengan beras normal. Bila beras palsu ini sampai dikonsumsi masyarakat, dipastikan akan menimbulkan berbagai gejala penyakit. Dan yang jelas akan menimbulkan sakit perut.

Politisi F-PKS ini menyebutkan, kalangan masyarakat yang resah, telah meminta klarifikasi seputar hal ini. “Mereka butuh penjelasan dan langkah kongkrit pemerintah dalam mengantisipasi isu beras palsu,” ucapnya. Dan jaminan tersebut, lanjutnya, tidak cukup diberikan dalam bentuk pernyataan, tapi juga aksi konkrit membendung masuknya beras palsu ke pasar nasional.

Menurutnya, pintu masuk beras plastik itu ada dua, bisa lewat kebijakan impor beras atau pasar gelap. “Dengan tidak melakukan impor beras, berarti secara tidak langsung telah menutup pintu legal bagi masuknya beras palsu itu ke Indonesia,” ujarnya.

Lebih jauh ia mendesak pemerintah agar tidak melakukan impor beras dan mendorong agar dalam  mencukupi stok beras nasional menggunakan berbagai cara dengan menyerap beras atau gabah hasil panen petani.  

“Substansi dari UU Pangan adalah kedaulatan pangan,” tegas legislator yang terlibat dalam pembahasan UU Pangan ini, seraya menambahkan, “Kedaulatan pangan itu adalah kita mengonsumsi apa yang kita produksi.” (mh)/foto:iwan armanias/parle/iw.

 

BERITA TERKAIT
Sulaeman Dorong Optimalisasi Sawah yang Masih Kurang Produktif
22-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Sulaeman L. Hamzah, mendorong Pemerintahan Presiden RI Prabowo memaksimalkan lahan persawahan yang...
Temukan Timbunan Beras di Gudang Bulog, Cindy Khawatir Berpotensi Turunkan Kualitas
22-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bukittinggi - Anggota Komisi IV DPR RI, Cindy Monica, mengungkap temuan timbunan beras di gudang Bulog yang tidak segera...
Ananda Tohpati: Bulog Harus Segera Atasi Kenaikan Harga Beras
22-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Ananda Tohpati, meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera mengatasi kenaikan harga...
Riyono Desak Pemerintah Segera Beli 100 Ribu Ton Gula Petani
22-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Riyono menegaskan dukungan penuh terhadap tuntutan petani tebu yang tergabung dalam Dewan...