Di Propinsi Bali pelaksanaan Ujian Nasional (UN) berbasis computer atau Computer Based Test (CBT) hanya dilaksanakan oleh satu sekolah yaitu SMA IT Global di Kabupaten, Singaraja. Kendala yang menghambat UN berbasis computer karena fasilitasnya masih minim. Apalagi syarat yang ditentukan adalah sekolah harus memiliki 1/3 dari jumlah siswa yang mengikuti UN.

Salah satu temuan Tim Kunker Spesifik Komisi X yang dipimpin Wakil Ketua Komisi Ridwan Hisyam pekan lalu di Bali saat mengunjungi SMA 5 dan SMK 2 Denpsar, serta berdialog dengan Sekda Propinsi Bali Cok Ngurah Pamatun, Kepala Dinas Pendidikan Tia Kusumawardani serta Panitia UN Propinsi Bali serta pejabat lain.

Secara umum, kata Tia Kusumawardani kepada Tim Komisi X DPR bahwa persiapan pelaksnaan UN Tingkat SMA di Bali berjalan lancar. Sedangkan kendala UN berbasis computer karena peraturan Kemendikbud, dimana seluruh satuan pendidikan yang melaksnakan UN harus memiliki 1/3 komputer dari jumlah siswa yang mengikuti UN.

“ Jadi kendala kami adalah sarana dan prasarana. Kami mohon bantuan DPR pada UN tahun depan bisa ditambah fasilitas computer tersebut sehingga bisa UN CBT bisa dilaksanakan seluruh SMA-SMK di Bali,” kata Sekda Cok Ngurah Pamayun. Harapan yang sama diungkapkan Kepala SMA 5 Denpasar Nyoman Winata dan Kepala SMK 2 Wayan Sarjana.

Kepada DPR mereka juga berharap, dalam rangka pelaksanaan UN CBT tahun depan, maka paling tidak bisa diberikan bantuan fasilitas computer tersebut enam bulan, sehingga siswa-siswa sudah mahir menggunakan computer.

Ketua Tim Kunker Ridwan Hisyam mengatakan, apsirasi dari Bali berupa kekurangan computer ini akan dibahas dengan pemerintah pusat. Masalahnya, pada tahun depan pengelolaan SMA sederajat akan diserahkan Pemerintah Propinsi. Karena itu, usulan tersebut akan dibahas dengan lembaga yang terkait dengan masalah keuangan dan pemerintahan. Mereka juga berharap pada saat masa transisi maka tidak ada mutasi asset maupun pegawai utamanya para guru. (mp), foto : mastur prantono/parle/hr.