Pertamina Belum Siap Hadapi Persaingan Perdagangan Bebas

04-12-2014 / KOMISI VII

Anggota Tim Kunjungan Spesifik Komisi VII DPR ke Terminal BBM Semarang Group, Harry Poernomo menilain PT Pertamina belum siap menghadapi persaingan perdagangan bebas.

Hal tersebut Harry sampaikan menanggapi paparan GM Pertamina Semarang  saat pertemuan Tim Komisi VII dengan Vice President People Management  PT Pertamina, GM Pertamina Semarang, Anggota Komite BPH Migas Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah dan Direktur Bareskrim Polda Jawa Tengah di Semarang, Senin (1/12/2014)

“Kunjungan kami ini sebetulnya pada akhirnya sepakat tentunya DPR akan mendukung atau berpihak pada  Pertamina untuk menghadapi perdagangan bebas, karena subsidi BBM ini semakin hari semakin berkurang,” kata Harry.

Terkait dengan saatnya nanti bila terbuka pasar bebas BBM, politisi Partai Gerindra ini mengharapkan  PT Pertamina memprogramkan berbagai project didalam rangka pembangunan infrastruktur distribusi BBM baik subsidi maupun non subsidi.

“Saya melihat perkembangan yang ada dari paparan tadi menunjukkan belum adanya kesiapan apabila nanti perusahaan-perusahaan lain masuk karena harga BBM sudah mendekati harga keenomian,” jelas Harry.

Oleh karena itu, tegasnya, jika PT Pertamina minta kepada DPR atau kepada pejabat daerah untuk berpihak katakanlah untuk melindungi PT Pertamina, ia meminta PT  Pertamina juga secara sungguh-sungguh mempersiapkan diri. Pertamina menjadi betul-betul perusahaan yang dibanggakan dan layak dibantu dan dilindungi.

“Karena selama kami berkampanye di Dapil kami di Jawa Tengah  ini, jika mencari  Pertamax dimana-mana kosong, ini fakta. Dan disini kami lihat belum ada Pertamax Plus,” ujarnya.

“Saya tidak tahu apakah ini ekonomis atau tidak tetapi sudah saatnya Pertamina berpikir lebih maju. Sudah selayaknya semua produk yang diperdagangkan Pertamina seyogyanya paling tidak di Ibukota Provinsi ini juga tersedia dengan baik,” tambahnya.

Dari pengamatan Harry,  sering  Pertamax kosong baik di Semarang maupun di  Yogyakarta. Harry menyimpulkan  bahwa PT Pertamina belum siap menghadapi persaingan perdagangan bebas.

Kepada perwakilan Pemda Jawa Tengah yang hadiria minta pemda ketika akan memberikan ijin mendirikan bangunan atau ijin usahan apapun pada PT Pertamina tidak diobral. Demikian pula Harry meminta kepada  BPH Migas  keberpihakannya

Harry minta peranan BPH Migas dengan kedudukan dan kewenangannya, karena  posisi BPH Migas sangat strategis bukan hanya dalam hal pengawasan atau alokasi kuota tetapi bagaimana caranya juga memfasilitasi dan mendorong supaya PT Pertamina ini dan  jika perlu perusahaan swasta lain juga membangun infrastruktur BBM dan Gas di wilayah seluruh Indonesia.

“Tentunya maksudnya adalah perusahaan domestik sepanjang itu memang tidak menyalahi aturan. Tetapi jangan sampai memberikan kesempatan kepada swasta yang notabene membuka peluang tumbuhnya mafia Migas,” tandasnya.

Sementara kepada Direktur Bareskrim Polda Jawa Tengah yang hadir, Harry yang pernah berkarya di PT Pertamina, minta mengenai  masalah penyelewengan BBM ini termasuk juga didalamnya LPG bisa ditingkatkan kembali dan tindakan-tindakan pengawasan maupun penanggulangan  penyelewangan migas ini tidak perlu menunggu PT  Pertamina dan BPH Migas, karena sudah ada MoU. Polda  Jateng bisa bertindak.

“Titik-titik mana yang sangat rawan, kami pikir Pertamina dan BPH Migas sangat  tahu persis. Saya tidak percaya jika Pertamina dan BPH Migas bahkan polisi sendiri tidak tahu bagaimana ada penyelewengan ini. Pasti tahu. Hanya masalahnya kadang-kadang ogah-ogahan untuk bertindak,” pungkasnya.

“Ini yang kami harapkan, kesemuanya ini tentunya untuk membangun perkuatan nasional maupun regional wilayah supaya bisa juga mencapai kemandirian ataupun yang sering kita sebut kedaulatan energi,” tambah Harry.

Ia menjelaskan, bahwa kedaulatan energi ini tidakhanya secara nasional tetapi juga wilayah. Oleh karena itu, Harry meminta kepada  seluruh pimpinan di Jawa Tengah untuk bagaimana caranya Jawa Tengah ini untuk suistinable didalam pemenuhan masyarakat akan kebutuhan energi khususnya bahan bakar minyak dan gas. (sc), foto : suciati/parle/hr.

BERITA TERKAIT
Komisi VII Dorong Modernisasi dan Penguatan BBIA
22-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Bogor —Komisi VII DPR RI mendorong penguatan peran Balai Besar Industri Agro (BBIA) melalui modernisasi peralatan, peningkatan sumber daya...
Industri Petrokimia Penentu Daya Saing Nasional, Ego Sektoral Harus Dihapuskan
22-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Cilegon – Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menegaskan pentingnya penguatan industri petrokimia sebagai fondasi utama sektor manufaktur...
Komisi VII Soroti Daya Saing Produk Nasional di Tengah Banjir Impor China
22-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Cilegon - Komisi VII DPR RI menyoroti tantangan serius yang dihadapi industri nasional akibat derasnya arus produk impor, khususnya...
Krisis Pasokan Garam & Gas Industri, Komisi VII Minta Pemerintah Siapkan Solusi Konkret
22-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Cilegon– Komisi VII DPR RI menyoroti permasalahan krusial terkait pasokan bahan baku industri, khususnya garam dan gas. Hingga kini,...