Kementan Terlalu Optimistis dengan Programnya

23-07-2014 / KOMISI IV

Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rilisnya menyatakan, 3,5 bulan ke depan produksi padi akan bertambah lagi sebesar 22,8 juta ton gabah kering giling (GKG) dari luas tanam 4,43 juta hektar dengan produktivitas 5,16 ton per hektar. Proyeksi ini dinilai terlalu optimistis, karena Kementan sering kali meleset dengan targetnya tersebut.

Penilaian tersebut dikemukakan Anggota Komisi IV DPR Siswono Yudo Husodo (F-PG) Rabu (23/7). “Selama ini Kementan itu cenderung terlalu opimistis. Kita bisa menyebut di awal Kabinet Indonesia Bersatu, Menteri Pertanian mencanangkan swasembada daging 2015. Selain itu juga swasembada kedelai dan swasembada gula. Optimis sekali. Sekarang saja 2014 masih impor. Tidak mungkin dalam sisa waktu ini kita bisa swasembada,” tandas Siswono.

Siswono mengungkapkan, kedelai saja saat ini masih impor sebesar 75%. Bagaimana kita bisa merencanakan swasembada bila terus menerus impor. Bila sekarang produksi beras cukup, itu memang betul, tapi jumlahnya perlu direview kembali. Proyeksi bahwa ada peningkatan padi, itu perlu dilihat kembali, lantaran saat ini di setiap daerah berbeda-beda aktivitas pertaniannya. Mestinya sekarang musim panas, tapi hujan masih kerap turun. Di sebagian daerah, Juli ini ada yang mulai tandur. Mestinya tidak ada tandur.

“Jujur saya mengatakan Kementerian Pertanian sudah terlalu optimistis,” nilai politisi Golkar tersebut. Dalamsetiap rapat dengan Komisi IV, memang sering ditanyakan mengenai optimisme itu. Misalnya, Mentan menyampaikan mau swasembada beras. Tapi, realisasinya tidak ada. “Perlu dicatat, anggaran pengadaan beras itu terlalu besar dalam APBN. Kementan terlalu memfokuskan anggaran untuk beras. Harusnya berpikir untuk semua aspek, seperti daging, jagung, sayur mayur, dan lain-lain.”

Neraca perdagangan, lanjut Siswono, mengalami defisit yang berarti impor pangan jauh lebih tinggi daripada ekspornya. Di sektor pertanian, neraca perdagangan yang bekerja surplus hanya di produk perkebunan. Ini bisa dilihat dari nilai ekspor kelapa sawit, karet, teh, dan kopi yang sangat bagus. (mh) foto: naefuroji/parle/hr

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...