Komisi IV DPR Desak Pemkab Gunung Kidul Berikan Perhatian Bagi Petani Kakao
Komisi IV DPR meminta Pemda Kabupaten Gunung Kidul memberikan perhatian khusus bagi Petani Kakao Banyu Soca Playen. Sehingga diharapkan masyarakat petani kakao dapat merekayasa serta memproduksi dan mengolah kakao menjadi coklat sendiri.
Hal itu mengemuka saat Komisi IV DPR melakukan dialog dengan Petani Kakao Banyu Soca Playen Gunung Kidul Yogyakarta, baru-baru ini.
Menurut Wakil Ketua IV DPR Ibnu Multazam, selama ini kakao dihasilkan di Indonesia selalu dibawa keluar negeri kemudian kembali lagi ke indonesia sudah berubah wujud menjadi makanan favorit yaitu coklat.
Ibnu Multazam yang sekaligus memimpin rombongan Kunjungan Kerja Komisi IV ke Propinsi DI Yogyakarta menambahkan, Indonesia salah satunya Gunung Kidul merupakan salah satu penghasil kakao tapi belum bisa mengolahnya seperti negara-negara asing contohnya Italia, Swis dan Belgia serta negara-negara asing lainnya.
Dia mengemukakan, bahwa kemampuan dan semangat yang luar biasa dari masyarakat petani kakao untuk memproduksi coklat dengan segala turunannya itu sangat dimungkinkan sekali, dan itu seharusnya bisa dilakukan walaupun masih sangat perlu pelatihan, serta ilmu pemasarannya itu pasti bisa.
Dia manambahkan kembali, Komisi IV DPR sudah cukup peduli mengingat sejak tahun 2004 Komisi IV DPR sudah memberikan perhatian dengan melalui Gerakan Menanam Nasional (Gernas). "Karena itu Komisi IV DPR kali ini datang ke Gunung Kidul untuk melihat dan membuktikan seperti apa hasilnya dan ternyata sekarang sudah maju dan berkembang dengat cepat dan sangat baik, "kata Ibnu.
Namun demikian, lanjutnya, perlu follow up tindak lanjut dari kegiatan Gernas tersebut seperti apa para masyarakat petani kakao itu, dari hasilnya apa dijual mentah, atau setengah jadi atau sudah jadi. "Dalam rangka membina kesinambungan tanaman kakao itu harus dilakukang tanaman yang sambung menyambung,"katanya.
Mengenai masalah bibit serta pupuk yang digunakan oleh para petani kakao, Ibnu mengatakan, ada kemungkinan mereka juga menggunakan pupuk yang bersubsidi walaupun dari sisi programnya petani kakao tidak termasuk pengguna pupuk yang bersubsidi akan tetapi mereka bisa saja menggunakan pupuk yang bersubsidi.
"Sudah saatnya Propinsi DI Yogyakarta khususnya Kabupaten Gunung Kidul membuat produk unggulan, tidak hanya memprodusi Bakpia Patuk saja akan tetapi sudah mulai dipikirkan kedepan membuat dan mengolah sendiri yaitu Coklat produksi Gunung Kidul Yogyakarta,"harapnya. (Spy)foto:supriyanto/parle/od