Penempatan Personil hingga Rekayasa Lalu Lintas Jadi Andalan Urai Kemacetan di Simpang Jomin
suasana arah Jalur Jakarta yang menuju Cirebon, Jawa Tengah, dan Jawa Timur (jalur Pantura). Foto : Ulfi/Andri
PARLEMENTARIA, Jakarta - Simpang Jomin terkenal sebagai ‘jalur neraka’ bagi para pemudik dari arah Jalur ini Jakarta yang menuju Cirebon, Jawa Tengah, dan Jawa Timur (jalur Pantura). kerap diantisipasi sebab bisa membuat macet hingga berpuluh-puluh jam.
Jalur ini memang berpotensi menyebabkan macet karena adanya aktivitas pasar-pasar tradisional yang berlokasi di sekitarnya, seperti Pasar Sukamandi dan Pasar Blanakan. Volume kendaraan yang meningkat serta aktivitas masyarakat setempat akan semakin membuat ruwet kemacetan di area tersebut.
Oleh karena itu, segenap aparat terlihat berusaha mencari solusi terbaik. Pihak kepolisian terlihat turun ke lapangan untuk mengawasi di sejumlah titik rawan macet, dengan menyiapkan petugas yang siap memberikan bantuan kepada pemudik yang membutuhkan.
Tidak hanya itu saja, Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat bersama dengan kepolisian, terlihat segera mengantisipasi peristiwa ini dengan menerapkan sejumlah langkah rekayasa lalu lintas. Salah satunya ialah penutupan beberapa titik U-turn di jalur utama untuk mengurangi antrean yang menyebabkan hambatan arus kendaraan.
Berdasarkan pemantauan Parlementaria, arus mudik lebaran di Simpang Jomin, Kabupaten Bekasi pada Kamis (27/5/2025) mengalami lonjakan namun belum signifikan. Sejak pagi, kendaraan yang melintas di Simpang Jomin mulai menunjukkan tanda kepadatan namun terurai sehingga lancar tanpa hambatan.
Peningkatan volume kendaraan terlihat di berbagai titik strategis di sepanjang jalur Pantura dan jalur selatan, terutama setelah siang hari. Kepadatan mulai memuncak pada sore hari di beberapa ruas jalan namun terhitung masih lancar. Skema ganjil-genap pun diterapkan di sejumlah ruas jalan, seperti di tol Jakarta-Cikampek dan jalur utama Pantura, mulai pukul 14.00 WIB hari ini hingga Minggu, 30 Maret 2025.
Selain itu, guna memastikan kelancaran arus kendaraan, pihak berwenang menerapkan sistem contraflow dan one way di beberapa ruas jalan tol, seperti di Tol Jakarta-Cikampek KM 40 hingga KM 70, dan Tol Semarang-Batang. Sistem ini diharapkan bisa mengurai potensi kemacetan di titik-titik rawan.
Selain itu, Dishub Jawa Barat beberapa kali mengimbau agar pemudik memperhatikan kondisi kendaraan mereka, menghindari perjalanan pada jam-jam rawan, serta selalu mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Terakhir, para pemudik diimbau untuk selalu bersabar sekaligus mempersiapkan perjalanan dengan baik, mengingat puncak arus mudik diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. (um/rdn)