Riyono Harap Bahan Pangan Lokal Jadi Solusi Swasembada di Indonesia

07-11-2024 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Riyono. Foto : Arief/Andri

PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Riyono berharap bahan pangan lokal dapat menjadi solusi bagi Badan Pangan Nasional untuk permasalahan pangan yang terjadi di Indonesia. Sebab, menurutnya, bahan pangan lokal merupakan kekuatan pangan Indonesia.

 

“Jadi kalau orientasi kita, Saya berharap solusinya pangan lokal,” ujar Riyono dalam Raker Komisi IV DPR RI dengan Bapanas di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2024)

 

Ia menjelaskan bahwa pangan lokal Indonesia yang merupakan kekuatan pangan Indonesia, mencakup 77 pangan lokal karbohidrat, 75 jenis pangan protein, 110 rempah dan Dan bumbu, 389 buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 kacang-kacangan, 40 jenis bahan minuman.

 

Dengan mengedepankan pangan lokal, ia berharap Indonesia dapat mempertahankan konsistensi atas langkah Indonesia untuk tidak melakukan impor hingga akhir tahun maupun.

 

“Kita punya tugas berat Presiden Pak Prabowo pada waktu pelantikan 20 Oktober itu fokusnya di Swasembada Pangan. (Penyebutan) pangan diulangi berkali-kali mungkin bisa lebih dari 20 kali itu, Beliau (Prabowo) menyatakan tentang Swasembada Pangan dan tantangannya menurut saya cukup berat,” jelas Politisi Fraksi PKS ini.

 

Sebelumnya, ia menjelaskan bahwa dalam Perppu Nomor 2 Tahun 2022 disebutkan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis pangan. Adapun laporan dari FAO juga menyebutkan bahwa harga pangan bergizi itu tertinggi di Indonesia di antara negara Asia Tenggara.

 

“Untuk mendapatkan pangan bergizi, ya kita, masyarakat kita harus mengeluarkan 4,47 dolar atau sekitar 69.000 per hari. Ada 183 juta penduduk kita yang tidak bisa mengakses pangan bergizi. Kita kalah dengan Thailand 4,3 dolar; Filipina 4,1 dolar; Vietnam 4 Dolar; Malaysia 3,5 dolar ya,” terang Riyono.

 

Maka dari itu, dirinya juga mempertanyakan langkah konkret Bapanas untuk mencapai swasembada dalam kurun waktu empat tahun ke depan.

 

“FSI kita, food sustainability index, kita 60 dari 67 dalam hal keberlanjutan pangan. Keamanan pangan kita kalah. Skor kita 62, di bawah Ghana, 57. Indeks kelaparan global 19,1, sama dengan Kamerun. Sedih kita sebenarnya. ya kira-kira solusinya Apa?“ tanyanya

 

Ia pun berharap apabila memungkinkan, komisi IV DPR RI dapat rapat dengan Menko Pangan untuk berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait di bawahnya.

 

“Karena semuanya adalah ngurusi pangan. Semuanya pengen yang paling depan, dan kita setuju itu karena kalau paling depan, berarti paling cepat kerjanya paling bagus ya,” kata politisi dapil Jawa Timur VII ini. (hal/rdn)

 
BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...