Bisa Jadi Contoh Daerah Lain, Apresiasi Bagi Kepri Libatkan Pengusaha Turunkan Stunting

29-02-2024 / KOMISI IX
Anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska saat di sela-sela Kunjungan Kerja Tim Komisi IX ke Batam, Kepulauan Riau, Rabu (28/2/2024). Foto : Bianca/Andri

PARLEMENTARIA, Batam - Anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska mengapresiasi penurunan angka stunting yang signifikan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Menurutnya, turunnya angka stunting yang signifikan di Kepri merupakan hasil dari model penanganan yang terintegrasi yang dilakukan Pemda Kepri.

 

Dalam menurunkan angka stunting, Kepri diketahui melibatkan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) yang ada di Kepri untuk dapat ikut berkontribusi, seperti dengan melibatkan pengusaha-pengusaha menjadi orang tua angkat bagi anak-anak stunting. Langkah ini, dinilai sangat membantu penurunan angka stunting di Kepri.

 

"Jadi pengusaha-pengusaha itu ikut berkontribusi melakukan intervensi sensitifnya. Umpamanya banyak dari pengusaha-pengusaha yang jadi orang tua angkatnya (bagi) anak-anak stunting, dan itu sangat menolong," jelas Darul Siska kepada Parlementaria, di sela-sela Kunjungan Kerja Tim Komisi IX ke Batam, Kepulauan Riau, Rabu (28/2/2024).

 

“Umpamanya banyak dari pengusaha-pengusaha yang jadi orang tua angkatnya (bagi) anak-anak stunting, dan itu sangat menolong”

 

Selain melibatkan pengusaha untuk mengintervensi langsung, Pemda Kepri juga mengambil inisiatif seperti dengan melibatkan pengusaha untuk membantu operasional Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) di Kepri. Langkah yang dilakukan Pemda Kepri, menurutnya bisa menjadi percontohan bagi daerah lain. 

 

"Ini juga barangkali bisa menjadi contoh. Buat daerah lain, agar pemerintah daerah itu sama-sama ikut bertanggung jawab mengatasi masalah stunting. Karena ini penanganan stunting di daerah itu menjadi salah satu parameter juga sekarang untuk menilai keberhasilan pemerintah daerah," lanjut Politisi Fraksi Golkar tersebut.

 

Selain penanganan stunting, Darul Siska juga menyoroti masih belum meratanya penyebaran tenaga kesehatan di Kepri. Ketimpangan itu disebabkan masih banyaknya dokter yang ada di Kota Batam, sementara daerah lain di Kepri jumlah dokter masih sangat minim.

 

"Di Kota Batam sangat berlebih (jumlahnya), baik dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis. Sementara daerah-daerah yang kepulauan itu sangat minim. Ini kita berharap pemerintah daerah provinsi membuat kebijakan, sehingga ada pemerataan tenaga kesehatan, terutama dokter-dokter spesialis yang semestinya ada di semua rumah sakit-rumah sakit di kabupaten/kota," harapnya.

 

Diketahui, dari total 11.592 tenaga medis di Kepri, sebanyak 4.641 tenaga medis berada di Kota Batam, sedangkan sisanya tersebar di 6 kabupaten/kota lainnya di Kepri. Sementara itu, dengan angka prevalensi stunting sebesar 15,4 persen pada tahun 2022, Kepri menduduki peringkat ke-4 terendah nasional setelah Lampung, DKI Jakarta, dan Bali. (bia/rdn)

BERITA TERKAIT
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...
Komisi IX Tegaskan Pentingnya Penyimpanan Memadai di Dapur MBG
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Gorontalo - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa tidak semua dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)...