Jangan Hanya Impor, Ono Surono Dorong Bulog Tingkatkan Diversifikasi Serapan Varietas Beras Lokal

17-12-2023 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono saat mengikuti kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Gudang Bulog Divisi Regional Balikpapan, Selasa (12/12/2023). Foto: Ucha/nr

 

PARLEMENTARIA, Balikpapan -  Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono mendorong Perum Bulog untuk menyerap lebih banyak beras yang berasal dari padi varietas unggul lokal. Hal ini disampaikannya pasca kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Gudang Bulog Divisi Regional Balikpapan, Selasa (12/12/2023) silam. 

 

Ono dan tim kunjungan kerja reses Komisi IV melakukan peninjauan terhadap stok pangan di Kalimantan Timur menjelang perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Ono menegaskan, bahwa pemerintah seharusnya tak sebatas memastikan ketersedian pangan namun juga berupaya mengurai permasalahan yang ada di hulu. Lantaran melihat beras impor yang menggunung, ia lantas mengaitkannya dengan banyaknya beras hasil varietas unggul lokal yang belum terserap oleh Bulog. 

 

“Kita harus berpikir komprehensif apa yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Misalnya, terkait dengan beras ada banyak permasalahan dasar yang masih dialami dari mulai pupuk, lahan dan juga berkaitan dengan jenis padi. Bulog belum sepenuhnya bisa menyerap jenis dan varietas padi tersebut yang sebenarnya varietas padi tersebut merupakan varietas unggul lokal,” ungkap Ono saat ditemui Parlementaria, di Balikpapan pada Rabu (13/12/2023).

 

Bulog harus kembali mempertimbangkan penerimaan beras hasil varietas padi lokal sesuai dengan daerahnya. Hal ini untuk menyelesaikan persoalan beras impor yang menggunung, padahal banyak  beras hasil varietas unggul lokal yang belum terserap oleh Bulog. 

 

Lebih lanjut, Politisi Fraksi PDI-P ini mencontohkan adanya varietas padi lokal bernama “Kebo” yang pemuliaannya dilakukan oleh petani di kawasan Indramayu, Jawa Barat. Meski tahan hama namun jenis padi ini memiliki bulir yang dianggap kurang menarik. Untuk itu, petani lokal melakukan modifikasi antara Padi Kebo dengan Padi Ciherang yang kemudian menghasilkan bibit Padi Borang. 

 

“Contohnya di Indramayu, ada jenis padi yang namanya Kebo dan juga modifikasi antara Kebo dan Ciherang yang namanya Borang yang kemarin-kemarin belum bisa diserap oleh Bulog padahal produksinya cukup tinggi. Para petani pun selalu teriak bagaimana saat mereka panen lalu tidak bisa diserap secara maksimal sehingga pada hasilnya mereka menemukan pasarnya masing-masing,” jelas legislator asal Dapil Jawa Barat VIII yang meliputi Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kota Cirebon.

 

Ono pun menjelaskan bahwa di Indramayu sendiri, pada musim tanam pertama diperkirakan ada 70 persen petani yang menanam padi jenis Kebo dan Borang. Kabupaten Indramayu sendiri ditargetkan memproduksi 1,8 juta ton gabah dan menjadi salah satu kabupaten/kota dengan produksi gabah terbesar di Indonesia. 

 

Karena hasil panen belum terserap oleh Bulog, maka para petani padi Kebo dan Borang kemudian secara mandiri menemukan pasar mereka di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung dan kota lainnya. Untuk itu, Ono kembali mengingatkan agar Bulog kembali mempertimbangkan penerimaan beras hasil varietas padi lokal sesuai dengan daerahnya.

 

“Bulog itu mempunyai fungsi bagaimana (menjaga) stok pangan, cadangan pangan nasional sekaligus juga melakukan stabilisasi harga. Kemarin kita sampaikan seyogyanya Bulog bisa melakukan perubahan aturannya. bukan hanya HPP gabah yang harus disesuaikan dengan pasar, tetapi dari sisi jenis varietas gabah dan padi pun harus melihat suatu kondisi di tataran lokal. Apalagi mereka adalah para petani yang wajib didukung oleh pemerintah,” tegasnya.

 

Dari pertemuan tersebut Ono kemudian membawa kabar baik. Dikatakannya bahwa pada musim panen mendatang Perum Bulog akan mulai menyerap jenis Kebo maupun Borang. “Alhamdulillah kemarin Pak Bagja, Direktur Keuangan Bulog, menyampaikan untuk musim panen depan bulog sudah akan menyerap jenis Padi Kebo maupun Borang khususnya di Kabupaten Indramayu,” tutup Ono. (uc/rdn)

BERITA TERKAIT
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...