Inseminasi Buatan BBIB Singosari Berhasil, Komisi IV Optimistis Kebutuhan Protein Masyarakat Terpenuhi

05-07-2023 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Djarot Saiful Hidayat saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI ke Malang, Jawa Timur, Rabu, (5/7/2023). Foto: Shane/nr

 

Anggota Komisi IV DPR RI Djarot Saiful Hidayat mengapresiasi upaya percepatan peningkatan populasi hewan ternak yang dilakukan oleh BBIB (Balai Besar Inseminasi Buatan) Singosari, dan CV. Kambing Burja, Lawang. Ia menilai keberhasilan ini mampu meningkatkan kebutuhan protein masyarakat Indonesia. 


"Disini ada jutaan bibit-bibit unggul baik itu sapi maupun kambing yang siap dikirim ke seluruh Indonesia. Jadi menghasilkan semen yang bagus banget dan sudah teruji, dan sudah mendapatkan SNI (Standar Nasional Indonesia). Karena Indonesia ini masih ketergantungan kepada impor daging dan impor susu yang besar, mangkanya di Komisi IV perlu datang kesini untuk melihat potensi, dan ini punya potensi," ujar Djarot usai memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI ke Malang, Jawa Timur, Rabu, (5/7/2023). 


Hal serupa juga disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Ibnu Multazam, ia melihat produktivitas yang dilakukan oleh BBIB Singosari, Malang ini perlu diapresiasi dan terus ditingkatkan kualitasnya agar bisa memenuhi kebutuhan susu dan daging di Indonesia, yang selama ini masih bergantung pada produk impor.


"Hasil kami mengobservasi dan melihat tentang sapi indukan, itu bisa memproduksi per hari itu sekitar 20.000 semen beku, sehingga itu kalau diakumulasi setahun kan sekitar hampir sekitar 3.500.000 lah kira-kira. Nah untuk itu sebenarnya cukup untuk menyediakan IB baik sapi atau kambing di Indonesia. Nah kalau ini supaya dipertahankan, supaya produksi dari BBIB Malang ini kualitasnya ditingkatkan, dan jumlahnya juga ditingkatkan, untuk menyongsong swasembada daging," ujar Ibnu.


Walaupun upaya ini patut mendapatkan apresiasi, Ibnu Multazam juga mengingatkan kepada BBIB Singosari untuk bisa mengutamakan pemenuhan IB (Inseminasi Buatan) dalam negeri, dibanding ekspor ke negara lain. Agar kebutuhan protein dari sapi dan daging bis terpenuhi, dengan banyaknya jumlah populasi ternak sapi unggul. 


"Untuk ekspor itu adalah alternatif terakhir kita cukupkan dulu kebutuhan di dalam negeri. Karena bagaimanapun juga kalau kita ini memperbanyak ekspor itu kelihatannya keren, tetapi itu memperbanyak populasi sapi di negara ekspor tujuan semen itu. Yang lebih keren lagi adalah tidak ekspor untuk mencukupi kebutuhan IB di dalam negeri. Sehingga populasi di dalam negeri nanti seimbang antara kebutuhan daging dan ketersediaan sapi," pungkasnya. (syn/aha)

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...