Ratusan Anak Idap Gangguan Ginjal Akut Misterius, BPOM Diminta Periksa Obat Anak

14-10-2022 / KOMISI IX
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati. Foto: Munchen/nvl

 

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengatakan kasus 131 anak yang menderita gangguan ginjal akut (acute kidney injury) misterius harus menjadi perhatian serius. Ia pun mendorong pemerintah melibatkan BPOM dalam satuan tugas bersama antara Kemenkes, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam mengatasi kasus tersebut. 

 

Berkaca dari kasus yang sama di Gambia yang menurut WHO disebabkan oleh obat-obatan anak, maka BPOM perlu memastikan semua peredaran obat anak yang beredar di Indonesia. "Terkait dengan keterlibatan BPOM, Gugus tugas perlu melibatkan dan mendorong BPOM untuk melakukan pemeriksaan kembali atas kandungan obat untuk anak yang diduga menjadi pemicu gagal ginjal akut pada anak ini, termasuk obat-obatan anak yang dijual bebas," ujar Kurniasih dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, Jumat (14/10/2022).

 

Legislator Dapil DKI Jakarta II ini menyebut, meski di Indonesia penyebabnya masih menjadi misteri pelibatan semua stakeholder bisa dilakukan sedari diri untuk melakukan mitigasi di semua sektor. "Termasuk dari sisi penelitian perlu untuk melihat lebih pasti apa penyebabnya, komunikasi dengan WHO dan juga belajar dari Gambia yang sudah lebih dulu memiliki kasus juga bisa dilakukan. Setelah tatalaksana diterbitkan Kemenkes, semua stakeholder harus bersiap diri," ungkap Kurniasih. 

 

Kepada para orang tua, Kurniasih berpesan agar selalu berkonsultasi dengan dokter dan tenaga kesehatan dalam memberikan obat-obatan untuk anak-anak. Apalagi kini ada layanan pembelian obat secara daring. "Waspada dengan langkah konsumsi obat-obatan untuk anak sebisa mungkin dengan anjuran dari dokter atau tenaga kesehatan. Membeli obat secara daring juga ada tata caranya yang sudah dijabarkan oleh BPOM. Periksa kembali agar semuanya aman," sebut Kurniasih. 

 

Politisi Fraksi PKS ini juga meminta agar Kemenkes dan gugus tugas selalu memberikan perkembangan baik dari penelitian yang dilakukan di Indonesia maupun hasil koordinasi dengan WHO melihat ada kemiripan dengan yang terjadi di Gambia. "Masyarakat khususnya orang tua pasti ingin mengetahui selain penyebabnya juga tindakan pencegahan yang bisa dilakukan serta langkah-langkah jika ternyata memiliki gejala yang mirip dengan kasus gagal ginjal akut. Publik harus sesegera mungkin paham soal ini dan siap untuk melakukan mitigasi secara mandiri," tandasnya. (ann/aha)

BERITA TERKAIT
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...
Komisi IX Tegaskan Pentingnya Penyimpanan Memadai di Dapur MBG
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Gorontalo - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa tidak semua dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)...