Andre Rosiade: SIG Perlu Tingkatkan Koordinasi dengan Kementerian Terkait

24-05-2022 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT SIG, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (24/5/2022). Foto: Oji/Man

 

Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mendorong PT Semen Indonesia Group (SIG) untuk berkoordinasi dengan Kementerian BUMN, Kementerian Investasi serta Kementerian Perindustrian untuk memastikan komitmen terhadap moratorium pabrik semen di Indonesia. Sebab, menurut Andre saat ini semen telah mengalami over supply, sehingga hingga tahun 2030 tidak perlu membangun pabrik semen baru.

 

"Jangan moratorium semen ini sebatas wacana, karena di Aceh sekarang ada pembangunan pabrik semen baru, yang kedua di Kutai Timur. Padahal di sini bapak masukkan potensi permintaan semen untuk ibu kota negara, IKN itu 21 juta ton, orang pabriknya dibangun di situ kok pak, di Kutai Timur situ, takutnya Semen Indo Group hanya jadi penonton," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT SIG, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (24/5/2022).

 

Lebih lanjut, menurut politisi Partai Gerindra ini, SIG juga perlu melakukan koordinasi dengan Kementerian Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait ketersediaan batu bara sebagai bahan baku semen. Sebab, SIG menyebutkan pihaknya mengalami kekurangan sebanyak 1 juta ton batu bara sebagai bahan baku semen.

 

"Jangan sampai saya dengar pabrik bapak stoknya hanya untuk dua minggu, bahkan kadang-kadang setop (produksi) gara-gara stok batu baranya habis. Nah jangan sampai. Ini perlu jadi pemikiran kita, jangan sampai di satu sisi kita meminta SIG menguasai market, tapi pabrik mereka sering setop (produksi) karena stok batu baranya terbatas. Apalagi (perusahaan) semen swasta saat ini diberikan keluasan untuk membeli batu bara dengan harga pasar," tegas Andre.

 

Selain itu, terkait solar panel yang mulai diterapkan SIG dan dinilai telah efektif mengurangi tarif listrik sebesar 15 persen, legislator daerah pemilihan (dapil) Sumatera Barat I tersebut menyarankan agar SIG menggunakan metode operating expenses (opex) sehingga biaya listrik dapat lebih ditekan.

 

"Saya menyarankan karena pemain solar panel ini sudah banyak di dunia, maka jangan pake capex lagi pak, tapi pake opex, jangan berinvestasi, ajak dan undang para pemain solar panel ini untuk berinvestasi di pabrik bapak, yang penting bisa murah. Saya dengar tahun ini ada tiga pabrik solar panel yang dibangun di Indonesia, ini bisa jadi catatan bagi bapak jangan investasi capex pak, pake opex aja jadi manage service aja, jadi mereka untungnya dari pembayaran listrik bapak bukan dari investasi," tutupnya. (bia/sf)

BERITA TERKAIT
KAI Harus Hentikan Praktik Outsourcing dan Benahi Sistem Digitalisasi Tiket yang Rentan Disalahgunakan
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mendorong PT Kereta Api Indonesia (Persero) membenahi secara serius manajemen...
Komposisi Direksi Baru KAI Bukan Seremonial, Harus Percepat Adaptasi dan Kebijakan Strategis
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto, mengingatkan jajaran direksi baru PT Kereta Api Indonesia...
Legislator Dukung Wacana Penghapusan Tantiem dan Perampingan Komisaris BUMN
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyoroti pembenahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapat perhatian serius dari berbagai...
Jangan Kejar Profit Saja, KAI Harus Jadikan Tanggung Jawab Publik Sebagai Prioritas
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto menegaskan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) tidak...