Rudi Hartono Bangun Soroti Rendahnya Penjualan dan ‘Oversupply’ Semen Indonesia Group

28-02-2022 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun saat mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/2/2022). Foto: Novel/Man

 

Anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun menilai pertumbuhan volume penjualan PT Semen Indonesia Group (Persero) Tbk atau SIG sangat rendah, yaitu sebesar 2,5 persen year-on-year (yoy), padahal menurutnya cukup banyak proyek pembangunan infrastruktur negara yang memerlukan penggunaan material semen. Rudi menyarankan untuk mendorong SIG agar bisa melakukan pendekatan dengan Kementrian terkait untuk mendapatkan peluang proyek infrastruktur negara sehingga ada peningkatan penjualan semen SIG.

 

Hal ini disampaikannya usai mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI dengan Eselon 1 Kementerian Investasi / BKPM, Eselon 1 Kementerian BUMN, Direktur Utama PT BNI (Persero) Tbk, Dirut PT Kawasan Industri Makassar (Persero), Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan Usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, serta Dirut PT Semen Tonasa di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/2/2022).  

 

“Dipaparkan oleh direkturnya, tahun lalu (volume penjualan) hanya bisa mencapai 2,5 persen di targetnya, jadi sangat rendah kalau saya lihat. Banyak project infrastruktur seperti jalan tol, bendungan, dan lain-lain yang membutuhkan semen jadi kenapa mereka (PT Semen Indonesia Group) susah untuk menaikkan target pemasaran dan penjualannya. Saya sampaikan ke direkturnya (bahwa mereka) tidak maksimal berkerja dan harusnya mereka punya inisiatif melobi atau melalui Kementrian, membuat MOU atau minta penugasan untuk mendistribusikan semen ke proyek infrastruktur negara, kan begitu seharusnya,” tegasnya.

 

Lebih lanjut, politisi Partai NasDem ini juga menyoroti permasalahan oversupply/ kelebihan pasokan kapasitas produksi semen PT Semen Indonesia Group sekitar 50 juta ton per tahun berdasarkan pemaparan direksinya. Rudi menilai SIG sendiri kurang memiliki inovasi maupun strategi untuk dapat memasarkan produk semennya yang berakibat oversupply tersebut. 

 

Oversupply itu kan akibat dia (SIG) tidak bisa memasarkan, tidak ada ide, dan inisiatif dari direktur marketingnya, mereka tidak punya inovasi, tidak punya banyak cabang pemasaran. Seperti tadi proyek infrastruktur negara begitu banyaknya kenapa (semen SIG) tidak di-supply kesitu, kenapa tidak di-lobby, itu yang kita tanyakan tadi,” pungkas legislator dapil Sumatera Utara III tersebut.

 

Diakhir, Rudi meminta PT Semen Indonesia Group agar dapat menghasilkan keuntungan atau laba serta pajak yang maksimal sehingga masyarakat dapat menikmatinya dalam bentuk pembangunan infrastruktur negara. “Kita minta atas nama wakil rakyat yang utama bagaimana PT Semen Indonesia ini memberikan deviden yang maksimal dan juga pajak yang maksimal kepada negara, karena rakyat dan negara butuh itu untuk pembangunan kembali ke rakyat tadi dalam bentuk infrastruktur,” tutupnya. (nvl/sf)

BERITA TERKAIT
KAI Harus Hentikan Praktik Outsourcing dan Benahi Sistem Digitalisasi Tiket yang Rentan Disalahgunakan
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mendorong PT Kereta Api Indonesia (Persero) membenahi secara serius manajemen...
Komposisi Direksi Baru KAI Bukan Seremonial, Harus Percepat Adaptasi dan Kebijakan Strategis
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto, mengingatkan jajaran direksi baru PT Kereta Api Indonesia...
Legislator Dukung Wacana Penghapusan Tantiem dan Perampingan Komisaris BUMN
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyoroti pembenahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapat perhatian serius dari berbagai...
Jangan Kejar Profit Saja, KAI Harus Jadikan Tanggung Jawab Publik Sebagai Prioritas
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto menegaskan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) tidak...