Grup Tari Parlemen Inovasi Padukan Tarian Lokal dan Internasional
Inspektur II Setjen DPR RI Furcony Putri Syakura selaku Pembina Grup Tari Parlemen (tengah) dalam sosialisai tari parlemen di Ruang Pustakaloka. Foto: Oji/nvl
Grup Tari Parlemen KORPRI Sekretariat Jenderal DPR RI didirikan pada Februari 2016. Visi misi Community Parliament Dancer ini adalah ingin mengembangkan bakat tari yang dimiliki oleh para anggotanya dimana mereka sebelumnya juga pernah aktif di berbagai sanggar tari.
Menurut Inspektur II Setjen DPR RI Furcony Putri Syakura selaku Pembina Grup Tari Parlemen tersebut, grup tari ini didirikan dengan tujuan mengasah dan menyalurkan kembali bakat-bakat yang dipunyai para anggota grup ini disela-sela kesibukan bekerja.
Cony, sapaan akrab Furcony menambahkan, selain itu juga untuk membuktikan bahwa kegiatan KORPRI tidak melulu pada urusan bakti sosial seperti yang sudah dilakukan, tetapi arahnya lebih maju yakni dengan mengembangkan tarian budaya Indonesia yang dikombinasikan dengan tarian internasional. Seperti tarian seribu tangan kontemporer yang merupakan kombinasikan antara budaya Tiongkok, Sumatera Selatan, hingga Bali.
“Ke depannya Grup Tari Parlemen yang di bawah naungan KORPRI Setjen DPR RI diharapkan dapat go public. Beberapa teman penari sudah ikut menari di Bangkok, tepatnya pada saat acara BKSAP DPR. Mereka diminta untuk tampil menari sebagai utusan dari Parlemen Indonesia,” ucap Cony di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Ia mengatakan, setiap kegiatan-kegiatan parlemen di DPR, grup tari ini juga kerap ikut menampilkan berbagai jenis tarian. Setiap pemilihan jenis tarian yang akan ditampilkan, secara internal mereka akan mendiskusikannya terlebih dahulu. “Untuk tari seribu tangan ini, pelatihnya kami ambil dari sanggar (tari) milik Guruh Soekarno Putra,” terangnya.
Cony menyampaikan, sebenarnya Grup Tari Parlemen sudah banyak mendapat permintaan untuk tampil, khususnya di acara-acara BKSAP DPR, namun karena suasana pandemi covid-19 tawaran tampil itu terpaksa tidak diterima.
“Namun di Hari Museum tahun ini, kami sudah tampil secara live meski yang menjadi pembicara dalam acara tersebut tetap secara virtual. Kami berharap bisa tampil di setiap acara-acara yang diselenggarakan oleh DPR. Selain itu, kalaupun ada anggarannya kami berharap bisa ikut tampil di event-event internasional di bawah naungan BKSAP. Jadi kita membawa misi delegasi parlemen Indonesia,” pungkasnya. (dep/sf)