Group Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR-RI Kunjungi Bangladesh
04-05-2009 /
B.K.S.A.P.
Dalam rangka meningkatan hubungan kerjasama Parlemen Indonesia-Bangladesh, Delegasi Group Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR-RI yang dipimpin Maryamah Nugraha Besoes(F-PG), bersama sejumlah Anggota DPR lainnya yaitu Nannie Hardiyanti (F-PG), Bruno Kaka Wawo (F-PD), Nurainai Andi Barung (F-PD), Bisri Romly (F-KB), Kasmawati T.Z Basalamah (F-BR), melakukan Kunjungan Kerja ke Bangladesh pada tanggal 19-22 April 2009.
Dalam kunjungan tersebut, selain mengadakan pertukaran informasi mengenai perkembangan situasi negara masing-masing juga dilakukan evaluasi hubungan kedua negara di berbagai bidang serta peningkatan intensitas hubungan Kerjasama Bilateral Indonesia-Bangladesh.
Peningkatan hubungan kerjasama tersebut didasarkan pada potensi yang dapat dikembangkan untuk kemakmuran kedua bangsa serta memperkokoh solidaritas melalui kerjasama di IPU.
Dalam kesempatan yang sama GKSB-DPR-RI juga menyempatkan tatap muka dengan Masyarakat Indonesia di KBRI Bangladesh. Dalam Pertemuan tersebut, Duta Besar RI Zet Mirsal Zainudin dihadapan Tim menjelaskan bahwa Hubungan Bilateral Indonesia-Bangladesh telah terjalin erat dan diupayakan untuk terus ditingkatkan.
Selain meningkatkan hubungan kerjasama antar Parlemen, kedatangan Tim ke Bangladesh diharapkan dapat menjaga dan memperkokoh dukungan Bangladesh dan Nepal terhadap Integritas NKRI.
Mitra Dagang Utama
Lebih jauh dalam Kunjuungan Kerja ke Bangladesh, Tim menemukan fakta bahwa Bangladesh merupakan salah satu negara yang tidak terkena dampak krisis global. Sebagai negara berbasis Impor, pasar Bangladesh tidak berpengaruh dengan krisis ekonomi global. Bahkan secara kuantitatif maupun kualitatif Bangladesh siap menyerap komoditas Ekspor Indonesia sebagai mitra dagang utama.
Saat ini nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 816 juta dengan posisi surplus bagi Indonesia diatas 80 persen. Selain komoditas ekspor yang meramaikan pasar Bangladesh, KBRI juga ikut membantu memfasilitasi PT. Dirgantara Indonesia dengan Departemen Pertahanan Bangladesh.
Dalam kunjungannya ke Bangladesh, GKSB-DPR RI juga mengunjungi Kantor Pusat Grameen Bank, Pabrik Garment Ring Shine Textiles Limited, dan Pabrik Obat Eskayef Bangladesh Limited (SK+F). Kunjungan itu diharapkan dapat lebih membuka peluang kerjasama ekonomi kedua negara mengingat Bangladesh sebagai negara berpenduduk 150 juta.
Jumlah penduduk tersebut dapat menjadi potensi bagi Indonesia untuk menjadikan Bangladesh sebagai tujuan memasarkan produk nasional mengingat negara itu mempunyai kebutuhan ekonomi yang berbasis impor. (do)